Kebersihan seluruh tubuh penting untuk dijaga, tak terkecuali area kelamin. Ini penting supaya area intim tersebut bebas dari kotoran maupun kuman penyakit yang bisa memicu masalah kesehatan. Nah, salah satu yang kerap jadi masalah di kemaluan adalah hadirnya smegma.
Apa itu smegma? Masalah apa yang bisa ditimbulkannya? Simak ulasan di bawah ini sampai tuntas, ya!
1. Apa itu smegma?
Smegma adalah cairan kental dan tampak seperti keju di sekitar alat kelamin yang terkumpul saat kamu tidak membersihkannya secara teratur. Warnanya bisa putih atau kuning. Dilansir Cleveland Clinic, smegma adalah kombinasi dari:
- Minyak dari kelenjar sebaseus (minyak).
- Sel kulit mati.
- Keringat dan cairan lainnya.
Smegma bukanlah penyakit atau infeksi menular seksual (IMS) dan tidak berbahaya. Akan tetapi, smegma bisa menciptakan lingkungan yang ideal bagi bakteri untuk tumbuh dan makan, sehingga menimbulkan bau menyengat.
Minyak dalam smegma membantu menjaga kelembapan kulit di sekitar alat kelamin. Ini juga membantu memberikan pelumasan, yang mengurangi gesekan dan mengurangi rasa sakit, nyeri, dan ketidaknyamanan saat berhubungan seks.
Pada laki-laki yang tidak disunat, smegma menumpuk di bawah kulup penis (sepotong kulit yang menutupi kepala penis). Pada perempuan, smegma terakumulasi di lipatan kulit yang mengelilingi uretra dan vagina (labia) serta di sekitar klitoris (tudung klitoris).
Kelenjar kecil yang disebut kelenjar sebaseus di penis dan vagina melepaskan smegma untuk melumasi area tersebut. Smegma terbuat dari kombinasi minyak berlemak, sel-sel kulit yang terkelupas, dan kelembapan seperti keringat, mengutip WebMD.
Pada laki-laki, smegma terkumpul di antara kulup dan kepala penis. Pada perempuan, smegma dapat terbentuk di antara lipatan vulva dan di sekitar klitoris.
Smegma umum terjadi karena ada secara alami. Namun, kalau kamu tidak membersihkannya dengan hati-hati, bakteri bisa mulai menumpuk di bawah kulup dan kepala penis, atau di dalam vagina, lalu menyebabkan masalah.
2. Penyebab dan faktor risiko
Beberapa smegma merupakan respons normal terhadap semua minyak, sel kulit mati, keringat, dan cairan tubuh lainnya yang diproduksi di dalam dan sekitar alat kelamin yang bercampur.
Faktanya, smegma sebenarnya memiliki tujuan, yaitu untuk memberikan pelumasan. Sebagai contoh, smegma memungkinkan terjadinya pergerakan kulup saat berhubungan intim. Tanpa smegma, akan terjadi gesekan dan iritasi, mengutip artikel dalam publikasi StatPearls.
Smegma dapat menumpuk hingga mencapai tingkat baunya jika kamu tidak membersihkan alat kelamin secara teratur.
Siapa pun yang memiliki alat kelamin bisa memiliki smegma. Namun, smegma yang terakumulasi diperkirakan lebih umum terjadi pada laki-laki yang tidak disunat. Apabila penis yang tidak disunat tidak rajin dibersihkan, sekresi minyak, sel kulit mati, dan kelembapan dapat menumpuk di bawah kulup dan membentuk smegma.
Smegma mungkin juga merupakan tanda fimosis (kulup penis menempel pada kepala penis) atau parafimosis (kulup tersangkut di belakang kepala penis). Dokter perlu menentukan cara menangani kondisi tersebut sehingga kamu dapat membersihkan smegma dengan benar.
Meskipun anak-anak yang belum melewati masa pubertas mungkin jarang memiliki smegma, tetapi ini tetap mungkin terjadi. Bahkan, bayi pun bisa memilikinya. Pada anak laki-laki yang belum disunat, smegma yang terperangkap bisa membentuk benjolan di bawah kulup yang disebut “mutiara smegma” (smegma pearl). Karena adanya smegma pada benjolan tersebut, maka smegma mutiara dapat terlihat berwarna kuning, mengutip laporan dalam jurnal Cureus (2021).
Karena produksi minyak menurun seiring penuaan, perempuan yang sudah menopause dan laku-laki yang berusia 60 tahun atau lebih cenderung tidak memiliki smegma.
3. Penampakan dan bau smegma
Smegma merupakan sekresi kelenjar minyak di sekitar alat kelamin. Pada lak-laki, smegma sering kali muncul di bawah kulup penis. Pada perempuan, kemungkinan besar smega muncul di antara lipatan labia atau di sekitar tudung klitoris.
Dilansir Healthline, smegma memiliki beberapa karakteristik berbeda:
- Konsistensi kental seperti keju.
- Berwarna putih (bisa lebih gelap tergantung warna kulit alami).
- Bau yang tidak sedap.
4. Cara membersihkan smegma
Kunci untuk mencegah dan mengobati penumpukan smegma adalah dengan mempraktikkan kebersihan pribadi yang baik, menurut laporan dalam jurnal Paediatrics & Child Health (2017). Mencuci alat kelamin setiap hari atau setelah berkeringat dapat sangat membantu.
Tips membersihkan smegma pada penis
Untuk penis yang tidak disunat, mulailah dengan menarik kulup ke bawah secara perlahan. Kemudian, busakan tangan atau waslap dengan sabun tanpa pewangi sebelum membersihkannya dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Kalau sudah selesai, keringkan dengan benar.
Untuk penis yang disunat, kamu juga harus membersihkannya dengan sabun dan air.
Gunakan air dan sabun lembut untuk menghilangkan smegma dari labia. Mulailah dengan menarik labia ke arah luar secara perlahan. Kemudian, busakan tangan atau lap dengan sabun lembut dan usap kulit dengan lembut hingga bersih. Lakukan hal yang sama pada tudung klitoris.
Berhati-hatilah agar sabun tidak masuk ke dalam vagina. Vagina bisa membersihkan dirinya sendiri, jadi meskipun vulva (bagian luar vagina) perlu dicuci dengan sabun dan air, vagina tidak perlu dibersihkan. Masuknya sabun ke dalam vagina justru dapat mengganggu keseimbangan pH vagina dan menyebabkan iritasi yang tidak diinginkan dan bahkan infeksi.
Tips membersihkan smegma pada bayi dan anak-anak
Mengingat smegma juga merupakan hal yang normal pada bayi dan anak-anak, kamu mungkin perlu menghilangkannya jika kamu adalah orang tua atau pengasuh.
Cukup cuci penis atau vulvanya dengan air hangat dan sabun lembut sekali atau dua kali seminggu.
Karena kulup bayi yang tidak disunat masih menempel pada penis selama beberapa tahun pertama, kamu hanya perlu membersihkan bagian luar kulup hingga mudah tertarik kembali dengan sendirinya. Ketika kulup sudah terpisah dan kamu dapat mendorong kulup ke belakang dengan mudah, kamu kemudian dapat membersihkan bagian bawah kulup juga.
Jika anak memiliki smegma mutiara, konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba menghilangkannya sendiri. Walaupun pengangkatannya mudah, tetapi ini bisa meningkatkan risiko fimosis, parafimosis, iritasi pada kulit, dan kambuhnya smegma mutiara.
Seiring bertambahnya usia anak, kamu bisa mengajari mereka cara membersihkan alat kelaminnya sendiri.
5. Komplikasi yang dapat terjadi
Smegma bukanlah tanda IMS. Namun, jika dibiarkan menumpuk, smegma dapat mengeluarkan bau menyengat dan tidak sedap, serta konsistensinya seperti keju cottage. Hal ini juga dapat menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti fimosis, balanitis, dan adhesi klitoris.
1. Fimosis
Fimosis adalah suatu kondisi saat kulup tidak dapat ditarik kembali dari sekitar ujung penis. Ini mungkin tampak sebagai cincin ketat atau karet kulup di sekitar ujung penis. Fimosis bisa bersifat fisiologis atau patologis tergantung situasinya.
Fimosis fisiologis umum dan normal terjadi pada bayi dan anak-anak. Beberapa anak terlahir dengan kulup yang ketat saat lahir. Fimosis adalah hal yang normal terjadi pada bayi atau anak yang tidak disunat, dan biasanya akan hilang seiring waktu, mengutip UCSF Department of Urology.
Tergantung tingkat keparahannya, fimosis dapat diobati dengan:
- Sunat.
- Krim topikal.
- Steroid.
- Peregangan kulup secara bertahap.
- Operasi pembentukan ulang kulup.
2. Balanitis
Kondisi lain yang bisa timbul akibat penumpukan smegma adalah balanitis, yaitu peradangan pada kepala penis dan kulup.
Balanitis ditandai dengan rona merah mengkilap atau merah jingga, bengkak, dan nyeri pada penis, serta bau busuk dan nyeri saat buang air kecil. Pendarahan juga bisa terjadi. Kondisi ini paling sering terjadi pada laki-laki yang tidak disunat dan pada laki-laki dengan fimosis. Balanitis mempengaruhi hingga 11 persen laki-laki di atas usia 40, mengutip buku Urogenital Infections and Inflammations (2018).
Balanitis juga dapat disebabkan oleh:
- Infeksi jamur.
- Penyakit kelamin.
- Infeksi skabies.
- Sensitivitas atau alergi terhadap sabun atau bahan kimia yang keras.
- Kondisi kulit yang menyebabkan kulit kering, gatal, dan bersisik (seperti psoriasis dan eksem).
- Diabetes.
- Artritis reaktif.
Balanitis memerlukan perhatian medis. Tergantung pada penyebabnya, pengobatan berbeda mungkin diresepkan. Perawatan yang umum adalah antibiotik topikal atau oral. Dokter akan merekomendasikan agar penderita balanitis sering mencuci dan mengeringkan bagian bawah kulupnya untuk mengurangi risiko balanitis berulang.
Smegma yang menumpuk di sekitar klitoris dapat mengeras dan menyebabkan tudung menempel pada batang klitoris, sehingga dapat menimbulkan rasa sakit dan mengakibatkan pelekatan klitoris. Akumulasi smegma dapat mengering dan mengeras di bawah tudung klitoris, mengakibatkan iritasi dan nyeri.
Ketika tudung klitoris menempel pada klitoris, baik sebagian atau seluruhnya, hal ini mencegah tudung tersebut melindungi kelenjar dengan baik. Penting bagi kelenjar klitoris untuk mendapatkan pelumasan yang memadai, yang memungkinkan tudung klitoris meluncur ke atas kelenjar tanpa rasa sensitif atau tidak nyaman.
Adhesi klitoris biasanya dapat dihilangkan dengan membersihkan area penumpukan smegma. Pengobatan rumahan seperti baby oil juga dapat digunakan untuk melembutkan akumulasi sekresi. Sabun khusus kewanitaan tidak diperlukan. Faktanya, beberapa produk ini dapat menyebabkan iritasi lebih lanjut.
Jika penumpukannya tidak hilang setelah beberapa hari dibersihkan, rasa sakitnya makin parah, atau timbul gejala lain, smegma mungkin merupakan gejala infeksi atau hal lain. Temui dokter untuk mengatasinya.