Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mencatat sebanyak 68 RT di Jakarta terendam banjir hingga Senin (10/10) pukul 09.00 WIB. Jumlah RT yang terendam bertambah dibanding sebelumnya.
“BPBD mencatat genangan yang sebelumnya terjadi di 53 RT, saat ini menjadi 68 RT atau 0,223 persen dari 30.470 RT yang ada di Jakarta,” dikutip dari laporan BPBD.
Di Kelurahan Bidara Cina, ada 15 RT yang terendam banjir dengan ketinggian 40 sentimeter hingga 270 sentimeter dan 13 RT di Kelurahan Kampung Melayu dengan ketinggian 70 hingga 220 sentimeter.
Dari sejumlah RT yang terendam itu, BPBD juga mencatat adanya pengungsi 10 KK, 75 Jiwa di Musholla Daarur Rahman, Rawajati, 10 KK, 30 Jiwa di Musholla Al Islah dan Depan Gg. Haji Maliki, Kelurahan Cawang dan 3 KK, 11 Jiwa di SKKT RW 11, Kelurahan Bidara Cina
Memasuki musim hujan, sepertinya kamu perlu mencari tahu sejumlah informasi terkait banjir Jakarta, mulai dari penyebab hingga lokasi mana saja yang rawan terjadi. Pasalnya, bencana alam ini sudah seperti “langganan” menerpa Ibu Kota setiap curah hujan sedang tinggi.
Akibatnya, rasa waswas masyarakat pun ikut meningkat, mengingat risiko munculnya kerusakan dan kerugian yang dapat terjadi di sejumlah aspek, baik itu kendaraan, bangunan, serta aset berharga lainnya.
Maka dari itu, sebagai upaya untuk meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan, kamu perlu tahu apa saja faktor penyebab banjir di Jakarta, lokasi mana saja yang harus diwaspadai, serta tips berkendara yang tepat jika melintasi tingginya genangan air.
Apa Sih Penyebab Banjir Jakarta?
Hal pertama yang perlu kamu ketahui, yaitu penyebab banjir. Ini bisa dijadikan indikator untuk kamu memprediksi apakah faktor-faktor yang menyebabkan banjir ada di lingkungan sekitarmu atau tidak.
Kalau ada, maka kemungkinan daerah tempat tinggalmu terendam akan lebih besar, sehingga kamu bisa mempersiapkan segala sesuatunya lebih cepat. Adapun faktor-faktor yang dimaksud tersebut, yaitu:
- Curah hujan tinggi. Faktor yang satu ini tidak bisa diatasi karena di luar kuasa manusia. Namun, setidaknya kamu tahu kalau curah hujan paling tinggi terjadi antara bulan Januari hingga April, serta November dan Desember.
- Penyebab banjir karena kurangnya resapan air. Hal ini awalnya terjadi karena penggunaan lahan yang salah, sehingga meningkatkan risiko banjir. Mengingat, tidak semua lahan bisa dan layak dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan manusia, seperti untuk pembangunan pemukiman, tempat rekreasi, pelabuhan, dan lain sebagainya.
- Kebiasaan membuang sampah sembarangan. Ini adalah salah satu hal merugikan yang masih dilakukan banyak orang sampai sekarang, padahal, dapat menghalangi aliran air dan menyebabkan air sungai meluap. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, ada sekitar 7.000 ton sampah yang dibuang ke Sungai Ciliwung setiap harinya.
Lokasi Rawan Banjir Jakarta
Setelah mengetahui apa saja faktor penyebab banjir, kini kamu perlu mengetahui lokasi mana saja di Ibu Kota yang terkenal rawan saat air hujan tinggi.
Dilansir dari BPBD DKI Jakarta, berikut adalah 47 kelurahan yang disimpulkan masuk ke dalam kategori titik rawan banjir secara historis di tiga tahun terakhir, yaitu:
Jakarta Utara
- Kelurahan Pluit
- Kelurahan Marunda
- Kelurahan Pegangsaan Dua
- Kelurahan Pejagalan
- Kelurahan Rorotan
- Kelurahan Semper
- Kelurahan Rawa Badak Selatan.
Jakarta Barat
- Kelurahan Cengkareng Barat
- Kelurahan Cengkareng Timur
- Kelurahan Duri Kosambi
- Kelurahan Kapuk
- Kelurahan Kedaung Kali Angke
- Kelurahan Kedoya Selatan
- Kelurahan Kedoya Utara
- Kelurahan Kembangan Selatan
- Kelurahan Kembangan Utara
- Kelurahan Rawa Buaya
- Kelurahan Sukabumi Selatan
- Kelurahan Tegal Alur.
Jakarta Selatan
- Kelurahan Cilandak Timur
- Kelurahan Cipete Utara
- Kelurahan Cipulir
- Kelurahan Duren Tiga
- Kelurahan Jagakarsa
- Kelurahan Jati Padang
- Kelurahan Kebon Baru
- Kelurahan Manggarai
- Kelurahan Pejaten Timur
- Kelurahan Pengadegan
- Kelurahan Petogogan
- Kelurahan Pondok Pinang
- Kelurahan Rawa Jati
- Kelurahan Bangka.
Jakarta Timur
- Kelurahan Bale Kambang
- Kelurahan Batu Ampar
- Kelurahan Bidara Cina
- Kelurahan Cawang
- Kelurahan Cililitan
- Kelurahan Cipinang Melayu
- Kelurahan Cipinang Muara
- Kelurahan Kampung Melayu
- Kelurahan Kebon Manggis
- Kelurahan Kebon Pala
- Kelurahan Kelapa Dua Wetan
- Kelurahan Makasar
- Kelurahan Rambutan
- Kelurahan Rawa Terate.
Tips Berkendara Melintasi Banjir Jakarta
Salah satu hal yang cukup membuat khawatir ketika musim hujan datang, yaitu cara berkendara melintasi genangan air yang benar agar tidak merusak mobil atau motor yang digunakan.
Terlebih, jika kamu sudah terjebak di jalan dengan genangan air tinggi, kira-kira apa yang sebaiknya dilakukan? Eits, gak perlu khawatir! Semua aman selama kamu memerhatikan dan mempraktikkan beberapa tips berikut ini.
1. Mengemudi dengan kecepatan yang tepat
Ketika melintasi jalan yang penuh genangan air, pastikan kamu berkendara dengan kecepatan yang tepat, yakni sesuai dengan jarak pandang, lingkungan sekitar, serta kondisi lapangan lainnya.
Kemudian, usahakan pula untuk tidak mengemudi dengan kecepatan tinggi, karena dapat meningkatkan potensi aquaplaning atau melayang yang membuat mobil tidak stabil saat melaju. Hal itu bisa terjadi karena ban tidak dapat mencengkeram jalan dengan baik.
2. Memerhatikan jarak pengereman
Tak hanya kecepatan berkendara saja yang perlu diperhatikan, namun jarak pengereman juga penting. Pasalnya, saat kondisi hujan proses pengereman membutuhkan jarak yang lebih panjang dibandingkan saat kondisi jalanan kering.
3. Menghidupkan lampu kecil
Terkesan sederhana, namun menghidupkan lampu kecil (day time) saat hujan tinggi dan banjir itu penting. Bisa dibilang, ini cara yang tepat untuk memberikan tanda kepada pengendara lain, dibandingkan menyalakan lampu hazard yang dapat mengganggu pandangan.
4. Mengemudi dengan putaran mesin rendah
Saat berkendara di tengah genangan air yang tinggi, usahakan kamu menjaga putaran mesin mobil jika menggunakan bensin di angka 2.500. Sementara, jika mobil yang digunakan memakai mesin diesel, maka putarannya bisa kamu jaga di angka 1.800 untuk mencegah mobil mengalami sliding, sehingga traksi roda tetap optimal.
5. Hindari genangan air yang tingginya melebihi knalpot
Menghindari genangan air adalah salah satu cara yang paling mudah dilakukan. Apalagi jika genangan air dirasa terlalu tinggi dan melebihi knalpot, maka sebaiknya tidak memaksa untuk melintasinya karena hanya akan merusak mesin dan membuatnya mogok.
6. Tidak menghidupkan mesin saat terjebak banjir
Tips terakhir yang wajib kamu lakukan adalah tidak menghidupkan mesin saat terjebak banjir, atau bahkan setelah melalui genangan dan terendam karena dikhawatirkan membuat kerusakan kendaraan menjadi lebih parah.
Itulah beberapa informasi yang sudah kamu ketahui tentang penyebab banjir, lokasi yang diperkirakan rawan, dan cara berkendara untuk melintasinya yang cepat. Bagaimana, kini sudah sangat jelas, bukan?
Sebagai langkah antisipasi dan persiapan, kamu bisa mulai menjaga komponen mesin kendaraan agar selalu aman. Caranya yaitu dengan melakukan service rutin, mengganti sejumlah suku cadang mesin yang kualitasnya sudah kurang baik, serta membeli sejumlah aksesori pelindung kendaraan seperti sarung mobil.
Semua itu saat ini bisa didapat dengan mudah, salah satunya melalui e-commerce terbaik dan terpercaya seperti JD.ID. Pasalnya, platform belanja ini menyediakan lengkap produk otomotif yang bisa dibeli sesuai keinginan, kebutuhan, dan budget yang ada.
Lalu, jika ingin lebih hemat lagi kamu juga bisa menggunakan sejumlah promo yang tersedia seperti diskon, cashback, gratis ongkir, dan cicilan 0%. Dengan semua promo itu, kegiatan belanja jadi semakin menyenangkan, terlebih produk yang dijual juga sudah #DijaminORI, lho!