Konglomerat India, Mukesh Ambani, tak lagi menyandang gelar sebagai orang terkaya di Asia usai dua kali menggelar pesta pranikah putra bungsunya. Data Bloomberg Billionaires Index hingga Minggu (2/6/2024) mengungkapkan, posisi Ambani berhasil digeser miliarder India lainnya, Gautam Adani. Gautam Adani adalah pendiri dan CEO Adani Group, sebuah perusahaan pengembangan dan operasi pelabuhan yang berbasis di Ahmedabad, India.
Dilansir dari laman resmi, Gautam Adani juga merupakan Presiden Yayasan Adani, yang dipimpin oleh istrinya, Priti Adani selaku ketua. Yayasan Adani atau Adani Foundation termasuk bagian dari tanggung jawab sosial (CSR) Adani Group yang menyeimbangkan kepentingan ekonomi, sosial, serta lingkungan. Baca juga: Orang Terkaya Asia Kembali Gelar Pesta Prewedding Anaknya, Kini di Atas Kapal Pesiar Mewah Dengan kekayaan bersih mencapai 111 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.804,3 triliun (kurs Rp 16.255 per dollar AS), Adani berada pada peringkat ke-11 dalam daftar orang terkaya di dunia.
Sementara, Ambani berada di urutan ke-12 sebagai orang terkaya di dunia dengan kekayaan bersih 109 miliar dollar AS atau sekitar Rp 1.771,8 triliun.
Ambani gelontorkan banyak uang untuk pesta pranikah Beberapa waktu terakhir, Mukesh Ambani disibukkan dengan pesta pranikah putra bungsunya, Anant Ambani. Pesta pranikah pertama dengan taburan bintang mancanegara itu digelar selama tiga hari di Jamnagar, Gujarat, India, pada awal Maret 2024. Menyusul, perayaan menakjubkan kembali diulang di sebuah kapal pesiar mewah dan daratan Eropa selama empat hari, sejak 29 Mei hingga 1 Juni lalu. Diberitakan Grazia Magazine, Rabu (29/5/2024), pesta pranikah tersebut mengangkat tema luar angkasa bertajuk “La Vita E Un Viaggio” yang bermakna hidup adalah perjalanan.
Selain perayaan megah, Mukesh Ambani juga tak segan menggelontorkan banyak uang untuk hadiah pernikahan anak bungsunya yang akan digelar pada Juli tahun ini. Salah satunya, sebuah vila tepi pantai mewah di Palm Jumeirah Dubai, Uni Emirat Arab, senilai 77,3 juta dollar AS atau Rp 1,25 triliun.
Alasan harta kekayaan Ambani tersalip Namun, pesta pranikah mewah dan hadiah pernikahan yang menelan banyak biaya bukan alasan Mukesh Ambani kehilangan harta dan tak lagi menjadi orang terkaya di Asia. Dilaporkan The News, Sabtu (1/6/2024), bukan Ambani yang kehilangan kekayaan, melainkan harta Gautam Adani yang melesat jauh.
Salah satu alasan utama Adani melampaui Ambani adalah peningkatan signifikan pada saham Adani Group. Semua perusahaan Adani Group terpantau mengalami lonjakan harga saham pada Jumat (31/5/2024). Peningkatan tersebut tidak lepas dari hasil penelitian perusahaan jasa keuangan asal Amerika Serikat, Jefferies, yang menguraikan rencana ekspansi ambisius grup tersebut.
Adani Group dilaporkan mengeluarkan 90 miliar dollar AS untuk proyek modal selama sepuluh tahun ke depan. Ekuitas Adani Group pun mendapat reaksi yang baik dari pasar, sehingga meningkatkan kekayaan investor sebesar 1,23 lakh crore rupee atau sekitar Rp 239,5 triliun (kurs Rp 194,76 per rupee) dalam sehari. Di waktu yang bersamaan, turut meningkatkan seluruh kapitalisasi pasar mereka menjadi 17,94 lakh crore rupee atau sekitar Rp 3.494 triliun. Di sisi lain, Mukesh Ambani masih dianggap sebagai salah satu orang paling berpengaruh, tidak hanya di India tetapi juga di seluruh Asia. Sumber kekayaan pria kelahiran Aden, Yaman, pada 1957 ini beraneka ragam, tetapi sebagian besar berasal dari konglomerasi multinasional Reliance Industries.
Berkantor pusat di Mumbai, India, Reliance Industries membawahi sejumlah perusahaan yang bergerak di bidang energi, petrokimia, tekstil, sumber daya alam, ritel, hingga telekomunikasi. Bahkan, Real-time Billionaires List Forbes masih menempatkan Mukesh Ambani sebagai orang terkaya di Asia pada Minggu petang. Dia menduduki peringkat ke-11 sebagai orang terkaya di dunia dengan total kekayaan mencapai 112,2 miliar dollar AS atau setara Rp 1.823,8 triliun. Sementara, Gautam Adani berada di posisi ke-18 orang terkaya di dunia dengan kekayaan senilai 90 miliar dollar AS, tepatnya Rp 1.462,9 triliun jika diubah dalam kurs mata uang Indonesia.