Kinky sex jadi makin populer berkat film dan bacaan yang terus memperkenalkannya. Sebut saja berbagai adegan BDSM dalam Fifty Shades of Grey hingga Nymphomaniac. Meski demikian, bukan berarti semua orang menikmati kinky sex ini.
Ada juga yang justru menikmati bentuk seks santuy, tanpa eksplorasi berlebih. Kebalikan dari kinky sex, vanilla sex sering dianggap sebagai bentuk bercinta yang membosankan. Namun, benarkah demikian?
Apa itu vanilla sex atau seks vanila?
Merujuk pada kamus bahasa gaul Urban Dictionary, seks vanila atau vanilla sex diartikan sebagai seks yang biasa-biasa saja. Pengertian ini dapat ditafsirkan secara berbeda oleh masing-masing individu.
Berhubungan seks vanila melibatkan timbal balik yang seimbang, kata-kata penuh kasih sayang, dan hal-hal romantis lainnya. Komponen utama vanilla sex pun hanya tiga, yakni cinta, kamu, dan pasangan.
Vanilla sex tidak melibatkan fetish, rasa sakit, roleplay, atau hal-hal di luar seks konvensional lainnya. Pakar hubungan, Laurel Steinberg, Ph.D., dalam InStyle menjelaskan bahwa seks vanila tidak akrobatik dan tidak menerapkan banyak inspirasi seks.
Walau begitu, istilah seks vanila tidak terbatas pada gender atau orientasi seksual tertentu. Setiap individu dapat menikmati bentuk vanilla sex, terlepas dari apakah ia seorang gay, heteroseksual, atau bahkan keduanya.
Dari mana istilah vanilla sex berasal?
Vanilla is The New Kink menjelaskan bahwa istilah ini diciptakan oleh komunitas BDSM yang merujuk pada aktivitas seks ‘polos’. Kebalikan dari BDSM yang melibatkan kekuatan, seks vanila cenderung menerapkan seks yang lembut.
Istilah ini mulai dicetuskan sekitar 1960-an dan 1970-an. Penggambaran bentuk seks ini dipilih karena rasa vanila dianggap klasik dan hampir semua orang tahu. Saat menikmatnya, tidak banyak kejutan rasa, tetapi tetap menggoda dan bikin ketagihan.
Apakah vanilla sex membosankan?
Seks vanila dianggap sebagai bentuk seks konvensional yang tidak melibatkan hal tambahan lain. Dalam seks vanila, tidak ada threesome, swinger, ataupun eksplorasi seks lainnya.
Lahirnya istilah vanilla sex pun digagas dari kelompok yang mengusung kink sebagai preferensi seksual. Tidak heran jika akhirnya ada anggapan bahwa seks vanila adalah hal membosankan.
Nah, faktanya, sex vanilla tidak selalu demikian. Hal apa saja yang terjadi selama seks merupakan kebebasan pasangan dalam menentukannya. Kamu dan doi bisa saja beranggapan bahwa sentuhan nyaman maupun foreplay penuh kelembutan, lebih menyenangkan dari seks dengan kaki terikat.
Pelatih kencan, Lana Otoya dalam InStyle mengatakn, adanya video porno yang menampilkan berbagai adegan mendorong orang-orang untuk melihat seks sebagai hal liar dan gila.Pada akhirnya, hal tersebut dapat membentuk harapan tinggi dan tidak realistis. Padahal, eksperimen tidak selalu sama dengan kepuasan.
Contohnya saja, posisi seks misionaris dengan tatapan hangat bisa jauh lebih menyenangkan dibanding mencoba posisi ekstrem. Namun, anggapan ini tentu bisa berbeda tiap individu dan merupakan hal wajar.
Jadi, apakah vanila sex merupakan hal yang membosankan? Jawabannya kembali padamu dan pasangan, ya. Selama kamu dan pasangan menikmatinya, maka seks vanila tanpa embel-embel lainnya tetap bisa memberi kenyamanan dan gairah.
Seperti apa seks vanila?
Seks vanilla itu sederhana, lembut, dan alami. Namun, bukan berarti hanya ciuman. Aktivitas seks ini bisa berupa pijatan dan sentuhan juga. Saat melakukannya, kamu bisa menerapkan seks vanila diiringi dengan lighting dan musik yang romantis.
Tujuan dari pengalaman ini, untuk menciptakan rasa dekat dan nyaman dengan pasangan tanpa melibatkan banyak hal ekstrem. Berkat seks vanila, kamu dapat bisa merasakan emosi yang belum pernah dialami sebelumnya, lho!
Pandangan akan vanilla sex akan bervariasi tiap individu. Namun, selama kamu menyukainya, katakan pada pasangan dan coba untuk melakukannya. Semua sah-sah saja, kok.