Sex

Kenali Fungsi Testis pada Pria dan Cara Menjaga Kesehatannya

Testis merupakan bagian dari alat reproduksi pria. Penting untuk memahami fungsi testis pada sistem reproduksi pria.

Namun, sebelum membahas fungsi testis, pahami juga letak hingga anatomi testis terlebih dulu.

Letak Testis

Sebelum mengetahui fungsi testis, mari kita berkenalan dengan organ reproduksi pria yang berbentuk oval ini.

pada anatomi tubuh pria, testis terletak di belakang penis dan diselubungi kulit berbentuk kantung yang disebut dengan skrotum.

Skrotum atau kantung zakar ini, menggantung di luar tubuh. Tepatnya di depan daerah panggul dekat paha atas pria.

Jadi sebenarnya, testis tidak dapat dilihat secara langsung.

Yang menarik, pada saat udara dingin, skrotum ini akan menyusut.

Skrotum akan kembali merenggang dan melonggar ketika udara terasa lebih hangat. Tujuannya untuk melepas suhu panas dalam tubuh.

Bagaimana testis bertumbuh dan berkembang?

Ketika testis mulai tumbuh, kulit di area skrotum akan berwarna lebih gelap. Area ini pun akan ditumbuhi rambut halus.

Ukuran Testis

Ukuran testis setiap pria pun tidaklah sama. Biasanya, testis kanan cenderung berukuran lebih besar dibanding testis kiri.

Namun, rata-rata testis memiliki ukuran panjang antara 5–7,5 cm dengan lebar 2,5 cm.

Ukuran testis yang kanan dan kiri umumnya berbeda. Biasanya, testis kanan berukuran lebih besar daripada testis kiri.

Testis yang normal terasa halus, tanpa benjolan atau gumpalan.

Lalu, apa saja fungsi testis pria? Sebelum mengetahui fungsi testis, ada baiknya kita mengetahui anatomi testis terlebih dulu.

Berkenalan dengan Anatomi Testis

Anatomi Testis Pria

Dilansir dari laman Healthline, ada beberapa bagian dalam anatomi testis yang perlu diketahui.

1. Tubulus Seminiferus

Fungsi testis yang paling dikenal adalah sebagai tempat produksi sperma. 

Bagian testis yang berperan dalam produksi sperma dan hormon testosteron adalah tubulus seminiferus.

Tubulus seminiferus adalah bagian terbanyak yang terdapat pada testis.

Bentuk tubulus seminiferus seperti pembuluh-pembuluh kecil yang terkumpul.

Letak tubulus seminiferus sejajar dengan bagian testis yang berfungsi memproduksi sperma dan hormon testosteron yang disebut epitelium.

Jadi, produksi sperma yang menjadi fungsi testis paling utama sebenarnya dijalankan oleh sel dan jaringan yang ada pada tubulus seminiferus ini.

Dalam tubulus seminiferus terjadi proses meiosis pada laki-laki.

Dengan kata lain, tubulus seminiferus mempunyai peran yang sangat penting dalam proses berlangsungnya reproduksi.

Tubulus Seminiferus bisa ditemukan di bagian dalam testis.

2. Rete Testis

Setelah sperma diproduksi oleh tubulus seminiferous, sperma akan melewati rete testis.

Di sini, sperma akan dicampurkan dengan cairan yang diproduksi sel sertoli.

Setelah itu, rete testis akan membantu sperma bergerak dengan mikrovili (jaringan yang berbentuk seperti rambut tipis) ke epididimis.

3. Duktus Eferen

Bagaikan saluran pipa, duktus eferen berperan untuk menghubungkan rete testikel dengan epididimis.

Sperma yang bergerak dari rete testikel masih memiliki banyak cairan.

Namun dalam perjalanannya, cairan sperma akan diserap kembali oleh tubuh untuk membantu pergerakan mutasi sperma.

Sehingga ketika sampai ke epididimis, tekstur sperma akan lebih terkonsentrasi dan kental.

Di dalam epididimis inilah sperma akan “disimpan” hingga matang. Ini jugalah yang mendukung fungsi testis.

Sperma akan siap dikeluarkan ke saluran penis ketika Dads mengalami ejakulasi.

4. Tunica

Testis atau dikenal juga dengan buah pelir dan buah zakar dikelilingi oleh berbagai lapisan jaringan yang disebut tunica.

Nah, tunica pun terdiri dari beberapa lapisan yaitu:

  • Tunica Vasculosa

Merupakan lapisan tipis yang mengandung pembuluh darah tipis.

  • Tunica Abluginea

Lapisan pelindung tebal yang terbuat dari serat-serat padat untuk melindungi testikel.

  • Tunica Vaginalis

Lapisan jaringan terluar dari buah zakar.

Namun, lapisan ini juga dibagi menjadi tiga bagian, yaitu lapisan visceral layer, cavum vaginal, dan lapisan parietal.

Masing-masing lapisan ini pun memiliki peran sendiri yang berkaitan dengan fungsi testis.

Fungsi Testis Pria

Setelah memahami anatomi testis, mari kita simak fungsi testis yang utama.

1. Memproduksi Hormon Pria

Fungsi testis yang pertama adalah untuk memproduksi hormon androgen. Hormon yang paling umum adalah testosteron.

Hormon ini berguna untuk mengatur pertumbuhan alat genital pria dan produksi hormon.

Testoteron juga berperan untuk menimbulkan ciri fisik pria.

Mulai dari perkembangan masa otot pria, meningkatkan kepadatan tulang, hadirnya bulu-bulu halus kumis dan jenggot, timbulnya hasrat seksual, pertumbuhan penis dan testis, suara yang memberat, hingga munculnya rambut di area genital.

Tak hanya itu, testoteron juga turut memengaruhi fungsi reproduksi dan seksual pria.

Tanpa kehadiran hormon ini, pria akan mengalami gangguan reproduksi, termasuk jumlah sperma yang cenderung sedikit.

Pada pria yang sehat, umumnya testikel dapat memproduksi sekitar 6 mg testoteron setiap hari.

Namun, ketika pria memasuki usia 30 tahun, produksi testoteron pun mulai menurun.

2. Memproduksi dan Menyimpan Sperma

Fungsi testis yang tak kalah penting adalah memproduksi dan menyimpan sperma pria.

Testis adalah “pabrik” sperma. Sperma yang membuahi sel telur pada wanita, dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan.

Setiap ejakulasi, organ reproduksi pria ini mampu memproduksi sekitar 200 juta sel sperma yang keluar dan berenang untuk membuahi sel telur.

Penyakit yang Mungkin Menyerang Testis

Ilustrasi Kanker Testis

Testis atau buah zakar merupakan satu organ yang sangat sensitif dan rentan terhadap cedera.

Adanya benjolan pada testis merupakan salah satu hal yang paling menakutkan bagi kaum pria.

Berikut ini beberapa penyakit yang umum menyerang dan dapat mengganggu fungsi testis.

1. Kanker Testis

Melansir National Center for Biotechnology Information, kanker testis adalah tumor ganas yang tumbuh di buah zakar atau testis.

Organ ini termasuk bagian dari sistem reproduksi pria yang  berfungsi sebagai penghasil hormon testosteron dan tempat produksi sel sperma.

Kanker pada testis memang jarang terjadi, serta cenderung memengaruhi pria berusia antara 20 hingga 40 tahun.

Gejala kanker yang paling sering muncul meliputi pembengkakan atau benjolan tanpa rasa nyeri di salah satu testis atau perubahan bentuk maupun tekstur buah zakar.

2. Epididimitis

Epididimitis adalah peradangan pada epididimis, yaitu tabung melingkar yang terletak di belakang setiap testis.

Ia berfungsi dalam pengangkutan, penyimpanan, dan pematangan sel sperma yang diproduksi di testis.

Epididimis menghubungkan testis dengan vas deferens (saluran yang membawa sperma).

Epididimitis sering disebabkan oleh infeksi atau oleh penyakit kelamin klamidia.

Gejala epididimitis termasuk rasa sakit dan pembengkakan pada skrotum.

Pada kasus yang parah, infeksi dapat menyebar ke testis lainnya yang saling berdekatan, dan menyebabkan demam dan abses (pengumpulan nanah).

3. Trauma Testis

Karena buah zakar berada di dalam skrotum yang menggantung di luar tubuh, maka mereka tidak memiliki perlindungan otot dan tulang.

Hal ini membuat testis lebih mudah untuk terserang, terpukul, tertendang, atau tertabrak, terutama jika melakukan olahraga.

Trauma pada buah zakar dapat menyebabkan sakit parah, memar, atau bengkak.

Dalam kebanyakan kasus, buah zakar dapat menyerap trauma dari cedera tanpa kerusakan yang serius.

Sebuah tipe yang jarang dari trauma buah zakar adalah testis pecah, ini dapat terjadi ketika buah zakar menerima pukulan langsung atau tergencet pada permukaan panggul yang keras.

Cedera ini menyebabkan darah bocor ke dalam skrotum.

4. Hipogonadisme

Salah satu fungsi buah zakar adalah untuk mengeluarkan hormon testosteron.

Hormon ini memainkan peran penting dalam pengembangan dan pemeliharaan karakteristik fisik laki-laki.

Ini termasuk massa dan kekuatan otot, distribusi lemak, massa tulang, produksi sperma, dan dorongan seks.

Hipogonadisme pada pria adalah gangguan yang terjadi ketika buah zakar (gonad) tidak menghasilkan cukup hormon testosteron.

Hipogonadisme primer terjadi bila ada masalah atau kelainan pada buah zakar itu sendiri.

Hipogonadisme sekunder terjadi ketika ada masalah dengan kelenjar hipofisis di otak, yang mengirimkan pesan kimia pada buah zakar untuk memproduksi testosteron.

5. Varikokel

Varikokel adalah penyebaran dan pembesaran pembuluh vena di atas buah zakar dan biasanya tidak berbahaya.

Bagaimanapun, terkadang varikokel dapat merusak kesuburan atau menyebabkan nyeri yang ringan hingga sedang.

Jika Dads memiliki tonjolan di atas buah zakar, terutama ketika sedang berdiri atau melakukan aktivitas terlalu lama, harus memeriksakan diri ke dokter.

Cara Menjaga Kesehatan Testis dan Skrotum

Berhanti Merokok

Agar fungsi testis tidak terganggu, penting untuk menjaga kesehatannya.

Simak beberapa cara mudah menjaga kesehatan testis berikut:

1. Lakukan Pemeriksaan Alat Reproduksi Setiap Bulan

Untuk menghindari penyakit dan kelainan sejak dini, Dads disarankan untuk meraba testis di skrotum.

Gunakan jari tangan saat pagi hari. Periksalah dengan teliti area tersebut.

Rasakan apakah ada benjolan, bengkak, dan nyeri yang mengganggu.

2. Kenakan Busana yang Nyaman dan Longgar

Jangan terlalu sering menggunakan celana jeans. Apalagi jika celana tersebut terlalu ketat di area selangkangan.

Hal yang sama juga berlaku saat memilih celana dalam.

Pilih celana dalam yang pas untuk menyangga area bokong, penis, dan testis.

Biarkan skrotum menggantung secara alami pada tubuh.

Penggunaan celana yang longgar dan nyaman secara langsung membantu mencegah skrotum dari cedera, menjaga suhu skrotum tetap rendah, dan tentunya membantu menjaga kesehatan fungsi testis.

3. Mandi Teratur dengan Air Bersuhu Normal

Mandi secara teratur tidak hanya membantu menjaga kesehatan kulit, namun juga menjaga kesehatan penis, testis, dan skrotum.

Gunakan sabun untuk membersihkan area genital hingga ke daerah lipatan.

Setelah selesai mandi, keringkan area tersebut dengan handuk bersih. Pastikan setiap jengkal skrotum bersih dan tidak lembap.

Kelembapan yang terperangkap di area genital akan membuat bakteri mudah berkembang biak.

Kondisi ini tentu akan membawa permasalahan baru area genital pria.

4. Konsumsi Berbagai Makanan Kaya Antioksidan

Stres oksidatif sangat memengaruhi infertilitas pria.

Stres oksidatif adalah kondisi di mana jumlah radikal bebas di dalam tubuh melebihi kapasitas tubuh untuk menetralkannya.

Jika terjadi stres oksidatif, sel-sel tubuh akan mengalami oksidasi sehingga menimbulkan kerusakan lebih banyak.

Nah, jaringan testis dan sistem reproduksi Dads ini juga sangat rentan terhadap stres oksidatif.

Untuk menjaga kesehatan fungsi testis, hindari dengan mengonsumsi makanan yang kaya akan antioksidan.

Sebut saja mulai dari folat, vitamin B9, vitamin C, vitamin A, vitamin D, zinc, hingga likopen.

Para pria pun sebaiknya menghindari kebiasaan merokok dan minum minuman beralkohol.

Dengan bertambahnya kemampuan tubuh untuk melawan oksidasi, produksi sperma pun juga ikut meningkat.

5. Pakai Pelindung Ketika Berolahraga

Saat berolahraga, pun perlu menggunakan pelindung ekstra untuk menutupi dan menyangga area testis.

Tujuannya untuk menghindari area genital dari benturan, gerakan gravitasi, dan mengejan yang lebih keras.