Uncategorized

Cappadocia, Saksi Bisu Kehidupan Era Byzantium

Nama Cappadocia belakangan banyak diperbincangan wargenet Indonesia setelah disebut dalam web series “Layangan Putus”. Cappadocia merupakan salah satu distrik di Kota Anatolia, Turki yang menjadi tujuan favorit wisatawan.

Sejarah Cappadocia Melansir Daily Sabah, sejarah Cappodocia berawal dari letusan serangkaian gunung berapi, meliputi Gunung Erciyes dan Hasan yang membentuk lanskap unik.

Keunikannya terletak pada puncuk gunung bebatuan yang membentuk lubang-lubang menyerupai “cerobong peri”. Ketika gunung berapi meletus dan menyebarkan abunya yang tebal ke seluruh wilayah ini, abunya berubah menjadi batuan lunak yang memadat dan menjadi setebal puluhan meter.

Dari batuan lunak yang dikenal sebagai tuf, angin dan hujan selama jutaan tahun membentuk formasi batuan yang selalu indah di Cappadocia.

Penyumbang keindahan Cappadocia

Namun, alam bukan satu-satunya penyumbang keindahan kawasan ini. Sejak era paleolitik, Cappadocia telah menjadi daerah yang populer bagi para pemukim. Keamanan geologisnya menjaga peradaban dari kekuatan luar.

Daerah ini juga menjadi saksi awal sejarah budaya Anatolia, termasuk peradaban Kristen dan aktivitas nomastik yang diyakini berasal dari abad IV. Baca juga: Sejarah Keju, Dimulai dari Yunani Kuno dan Berkembang di Romawi Kuno Orang-orang Kristen awal yang melarikan diri dari penganiayaan Romawi berbondong-bondong ke gua-gua di sini dan mendirikan komunitas monastik yang rumit.

Jejak sejumlah besar gereja, desa, dan kota Trygolodyte yang tersembunyi di dalam formasi batuan menjadikannya kompleks gua urban terbesar di dunia. Hal itu sekaligus menegaskan mahakarya dari pikiran cerdas peradaban manusia purba. Selain kemegahan strukturnya, Taman Nasional Goreme dan Situs Batu Cappadocia juga menjadi rumah seni era Byzantium di wilayah tersebut.

Dekorasi yang ditemukan di dinding gua batu adalah salah satu contoh karya seni terkemuka dari Byzantium pada periode pasca-ikonoklastik. Tidak hanya keindahan seni yang tak tertandingi, daerah itu juga memberi kita petunjuk tentang kehidupan dan ritual orang-orang yang menetap di antara cerobong peri berbentuk jamur di Cappadocia.

Merupakan bagian penting dari sejarah dunia selama berabad-abad, wilatah seluas 9.614 hektar itu baru dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1985. Ada tujuh area Cappadocia yang masuk dalam Situs Warisan Dunia UNESCO, yaitu Taman Nasional Goreme, Kota Bawah Tanah Derinkuyu, Kota Bawah Tanah Kaymakli, Gereja Karlik, Gereja Theodore, Karain Columbaria, dan Situs Arkeologi Soganli. Sejak itu Cappadocia telah menjadi tempat yang populer untuk pariwisata karena misteri sejarah dan daya tariknya yang mempesona.