Saat berhubungan seks, laki-laki tidak hanya menghasilkan sperma saat klimaks, tetapi juga cairan pra ejakulasi. Cairan tersebut biasanya keluar sebelum mencapai ‘puncak’. Jumlah cairannya pun terbilang sedikit.
Berbeda dengan cairan ejakulasi yang jelas mengandung sperma, sekresi ini masih kerap menimbulkan pertanyaan. Khususnya, apakah cairan pra ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan? Terkait jawabannya, cek pada ulasan ini, ya.
Apa itu cairan pra ejakulasi?
Cairan pra ejakulasi atau yang juga disebut pre cum merupakan cairan bening mirip lendir yang keluar dari penis saat terangsang. Cairan tersebut dibuat oleh kelenjar seks aksesori yang dinamakan kelenjar cowper, kelanjar littre, dan kelenjar morgagni, melansir WebMD.
Kelenjar tersebut berbeda dengan prostat dan testis yang menghasilkan air mani. Sumber yang sama menyebutkan bahwa kelenjar aksesori tidak menghasilkan sperma. Di sisi lain, menurut Parents, cairan tersebut terdiri dari lendir, protein, dan enzim.
Jumlah sekresi cairan pre cum pun biasanya sedikit, hanya sekitar 5 mililiter atau beberapa tetes. Namun, untuk jumlah pastinya bisa jadi berbeda pada tiap individu. Adapun fungsinya yaitu menetralkan keasaman di uretra dan rongga vagina agar nantinya sperma bisa hidup. Selain itu, supaya nantinya mengandung glikoprotein yang berfungsi sebagai pelumasan.
Apakah ada sperma di cairan pra ejakulasi?
Sekilas disebutkan bahwa kelenjar yang memproduksi pre cum berbeda dengan sperma. Cairan ini pun tidak mengandung sperma. Lantas, apakah cairan pra ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan?
Sekresi kelenjar cowper memang tidak mengandung sperma apa pun. Namun, cairan pra ejakulasi yang terkumpul di ujung penis bisa jadi mengandung sperma. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya sperma yang bertemu cairan pre cum saat mengalir di uretra.
Namun, penelitian ada tidaknya sperma dalam cairan pra ejakulasi masih terbatas. Misalnya, sebuah penelitian kecil dalam Human Fertility yang melibatkan 27 laki-laki menemukan bahwa 41 persen responden memiliki sperma di cairan pre cum. Dari persentase tersebut, 37 persen di antaranya adalah sperma sehat. Sementara itu, penelitian yang lebih baru yang dilakukan pada 2021 dalam Obstetrics & Gynecology tidak dapat mengungkap secara konklusif tentang sperma dalam pre cum.
Apakah cairan pra ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan?
Dengan kondisi tersebut, lantas apakah cairan pra ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan? Jawaban singkatnya, bisa saja. Potensi kehamilan pun makin tinggi ketika kamu dan pasangan tidak menggunakan kontrasepsi apa pun saat berhubungan seks.
Peluang kehamilan akibat pre cum pun meningkat dalam kondisi tertentu. Selain melakukan hubungan tanpa kontrasepsi, ini juga bisa terjadi jika seks dilakukan sekitar waktu ovulasi. Pasalnya, sperma yang tertinggal dapat bertahan hidup selama 3-5 hari dan sel telur dapat hidup 12-24 jam setelah ovulasi.
Pengeluaran cairan pre cum pun bukan sesuatu yang dapat dikontrol. Seseorang mungkin tidak menyadari kapan cairan tersebut diproduksi, melansir Medical News Today.
Oleh karena itu, metode penarikan atau pull out method pun dianggap kurang efektif dalam mencegah kehamilan akibat pre cum maupun air mani. Centers of Disease Control and Prevention mencatat metode ini memiliki tingkat kegagalan hingga 22 persen.
Apakah cairan pra ejakulasi bisa menyebabkan kehamilan? Potensinya ada dan semakin berpeluang ketika seks dilakukan dengan kondisi atau periode tertentu.