Alat kontrasepsi pada umumnya sering diidentikkan dengan wanita. Kenyataannya, alat kontrasepsi juga dimiliki oleh para pria untuk mengontrol kesuburan serta menanggulangi kehamilan yang tidak diinginkan. Hanya saja alat dan teknik kontrasepsi pria tidak banyak dan tidak dipergunakan dengan efektif. Hingga sekarang alat kontrasepsi untuk pria masih terus dikembangkan oleh para ilmuwan.
Permasalahan yang datang dari pengembangan alat kontrasepsi pria adalah masalah biologis. Dalam artikel berjudul “Male Birth Control Could Actually Happen. But Do Men Want It?”, Wired memberikan pernyataan jika mengatur kesuburan pria jauh lebih susah daripada wanita. Hal itu dikarenakan produksi sperma pria yang terus berlanjut dan memiliki banyak target. Satu ejakulasi mencapai 15 hingga 200 juta sperma per mililiter.
Berbeda dengan wanita yang kesuburannya memiliki siklus dan targetnya hanya satu sel telur. Karena itu tidak banyak alat dan teknik kontrasepsi yang tersedia untuk para pria. Berikut ini adalah beberapa alat kontrasepsi yang sudah ada dan bisa digunakan untuk mengatur masalah kehamilan tersebut.
1. Penggunaan kondom
Selain sebagai alat untuk menghindari penyakit seksual, kondom juga dipergunakan untuk mengontrol kehamilan para pasangan. Penggunaan kondom membuat adanya penahan sperma untuk tidak masuk ke dalam vagina dan menuju ke sel telur. Hanya saja kehamilan tetap bisa terjadi jika kondom yang digunakan memiliki kebocoran.
2. Teknik vasektomi
Dalam nhs.uk, vasektomi didefinisikan sebagai prosedur operasi untuk menghentikan sperma terejakulasi dari penis. Vasektomi umumnya memiliki dampak permanen dan karena mengetahui hal tersebut, para pria enggan melakukan vasektomi.
3. Pengebirian
Ini adalah teknik operasi yang menghilangkan fungsi testikel. Salah satu jurnal dari academic.oup.com menjelaskan jika teknik pengebirian punya sejarah sebagai hukuman atau alat penyiksaan bagi para pelanggar peraturan karena sangat mempengaruhi kondisi psikis seseorang. Namun seiring berkembangnya zaman, teknik kebiri dikembangkan menjadi dua macam teknik: kebiri operasi dan kebiri kimiawi.
4. Gel penghenti sperma
Ini adalah alat kontrasepsi yang sedang memasuki tahap pengembangan. Dinamakan nestorone-testosterone, gel ini dioleskan ke lengan dan pundak setiap hari yang nantinya akan menghentikan produksi hormon gonadotropin yang bertanggungjawab untuk stimulasi produksi testosteron di testikel. Sebuah jurnal penelitian menunjukkan jika gel ini mampu menekan tingkat sperma hingga 90 persen.
5. Pil pengontrol kehamilan
Pil macam ini umumnya hanya diperuntukkan untuk para wanita. Namun ilmuwan mengembangkannya agar pria juga bisa meminumnya. Pil ini diharapkan mampu mengubah hormon dan mempengaruhi produksi hormon.
6. Suntik kontrasepsi
Sebuah studi menunjukkan adanya teknik suntik kontrasepsi yang memiliki tingkat keberhasilan penekanan sperma hingga 96 persen. Permasalahan dari teknik ini adalah ada banyak efek samping. Beberapa efek sampingnya meliputi perubahan mood, jerawat, disfungsi ereksi hingga tekanan darah tinggi.
7. Teknik menarik
Teknik paling mudah yang bisa dilakukan. Dengan menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi, diharapkan kehamilan dapat dihindari. Hanya saja teknik pengontrolan kontrasepsi ini tidak disarankan karena sperma tetap dapat keluar sebelum terjadinya ejakulasi.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi, alat kontrasepsi untuk pria tidak banyak dikarenakan susahnya mengontrol kesuburan pria. Selain itu banyak pria yang juga tidak mau menggunakan alat kontrasepsi dengan berbagai alasan: tidak nyaman ketika berhubungan badan, adanya efek samping dan lain sebagainya. Namun demikian memang sebaiknya pria pun tetap menggunakan kontrasepsi karena untuk masalah kehamilan, yang paling memegang tanggung jawab besar dari hal tersebut adalah para wanita, bukan pria.