Seperti bagian tubuh lainnya, penis juga mengalami perubahan seiring bertambahnya usia. Ini gak bisa dihindari dan akan dialami setiap pria. Namun, perubahan ini bersifat normal karena dipicu penurunan hormon testosteron yang memengaruhi bentuk, ukuran, dan fungsinya.
Setiap pria tentunya memiliki pengalaman berbeda dalam hal ini, tetapi umumnya ini yang terjadi pada penis ketika seseorang menua. Simak informasinya berikut ini, ya!
1. Ukurannya cenderung mengecil
Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan penyumbatan pembuluh darah yang cenderung dialami pria saat usianya bertambah diketahui berpengaruh terhadap ukuran penis. Ini lantaran sirkulasi darah menuju penis berkurang, ditambah dengan penurunan hormon testosteron yang terjadi seiring
usia.
Selain itu, meningkatnya lemak di perut memberikan ilusi penis tampak lebih kecil dibanding ukuran sebenarnya. Ini dijelaskan melalui studi yang terbit dalam National Health Statistics Report pada 2018.
2. Bentuk penis menjadi bengkok
Di samping ukurannya yang mengecil, bentuk penis juga berubah seiring bertambahnya usia. Ini biasanya dipicu oleh trauma fisik yang dialami penis, baik melalui hubungan seks kasar, olahraga, atau kecelakaan. Trauma ini meninggalkan jaringan parut yang jika terakumulasi dapat membuat bentuk penis membengkok.
Menurut keterangan National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Disease, ini juga menjadi pertanda penyakit Peyronie. Masalah tersebut membuat penis menjadi bengkok saat mengalami ereksi, dan ini akan terasa menyakitkan bagi penderitanya.
3. Penurunan sensasi pada penis
ilustrasi peru
Penurunan sirkulasi darah memicu berkurangnya sensitivitas di area penis. Akibatnya, butuh waktu lebih untuk merangsang penis dan membuatnya mencapai klimaks. Dijelaskan Denise Asafu-Adjei, MD., dokter spesialis urologi di Chicago Amerika Serikat melalui Livestrong, kondisi ini diperparah dengan diabetes tipe 2 yang biasa dialami pria di atas 45 tahun.
Bukan tanpa alasan, diabetes tipe 2 juga memicu kerusakan sistem saraf dan pembuluh darah di dalam tubuh. Dengan demikian, sensasi pada penis menjadi berkurang.
4. Risiko disfungsi ereksi meningkat
Disfungsi ereksi atau biasa dikenal dengan lemah syahwat merupakan kondisi di mana penis tidak bisa atau tidak bisa mempertahankan ereksi. Peningkatan usia menjadi faktor risiko masalah ini.
Menurut studi dalam Translational Andrology and Urology pada 2017, pria berusia 40 tahun berisiko 40 persen mengalami disfungsi ereksi. Risikonya naik 10 persen setiap dekade. Penurunan sirkulasi darah menuju penis serta rendahnya testosteron menjadi pemicunya.
5. Ereksi tidak sekeras biasanya
Saat muda, jaringan penis masih sangat elastis sehingga membuat penis menjadi tegang dan keras saat ereksi. Namun pertambahan usia dapat menurunkan elastisitas jaringan pada penis. Faktor lain yang mungkin berpengaruh ialah berkurangnya intensitas hubungan seksual seiring usia sebagaimana dijelaskan melalui studi dalam Sexual Medicine pada 2019.
Usia memang menjadi faktor risiko yang tidak bisa diubah. Namun faktor risiko lain dari perubahan penis adalah gaya hidup. Olahraga, pola makan sehat, menjaga kadar kolesterol dan tekanan darah, membatasi alkohol, dan rokok mampu mencegah perubahan ekstrem pada penis saat seorang pria menua. Jadi jangan lupa untuk membiasakan hidup sehat, ya!