Bagaimana jika pesta menjadi sedikit lebih ‘panas’ dan ‘liar’? Bisa jadi acara minum-minum berubah menjadi orgy yang riuh dan erotis, layaknya di film barat. Kegiatan ini bisa saja dianggap tabu di Indonesia.
Namun, sebelumnya, apa itu orgy? Berikut uraian yang perlu kamu ketahui. Anggap saja bagian dari sex education untuk menjawab rasa penasaran.
Definisi orgy dan penggunaannya
Kata ‘orgy’ sendiri, jika diartikan menggunakan Google Translate akan muncul arti sukaria. Orgy juga merujuk pada pesta pora yang melibatkan banyak orang dalam satu waktu.
Namun, dalam istilah seks, orgy merupakan kata yang mendefinisikan kegiatan pesta seks. Tepatnya, pertemuan sekelompok orang yang terlibat dalam aktivitas seksual di satu tempat, melansir Love Panky.
Kata orgy sendiri berasal dari bahasa Yunani, ‘orgion’. Artinya, pesta pora yang tidak bermoral. Dahulu, tradisi orgia merupakan bentuk pemujaan terhadap Dionysus dan Bacchus, sang dewa anggur, kesuburan, dan ekstasi religius Yunani serta Romawi kuno.
Kegembiraan ini diwujudkan dengan minum berlebihan, pesta pora, dan tindakan seks di festival Bacchanal. Orang-orang pada masa itu percaya bahwa Bacchus mewujudkan anggur, sehingga harus meminumnya.
Tindakan ini akan menghubungkan mereka dengan yang ilahi. Koneksi ini terjadi melalui seks dengan memuaskan dorongan seksual mereka. Tujuannya, mencegah impuls muncul dengan cara yang lebih jahat di lain waktu, melansir Master Class.
Penggunaan kata ini sama tuanya dengan praktik dari masa ke masa. Ini pun diyakini telah digunakan sejak zaman Romawi, libertine abad ke-19, hingga budaya swinger tahun 70-an.
Bagi pemula, aktivitas ini mungkin terasa sangat mendebarkan. Pasalnya, diharuskan bertemu dengan banyak orang, bahkan berhubungan seks random dengan tamu yang hadir di tempat tersebut.
Meski sering dikaitkan, orgy sama sekali berbeda dengan swingers. Poin utamanya berada di kehadiran pasangan. Jika swinger melibatkan pasangan untuk datang ke pesta yang sama, orgy gak mengharuskan itu.
Lantas, apakah saat orgy orang-orang bisa dengan bebas melakukan seks dengan siapa saja? No, layaknya pesta lainnya, orgy juga memiliki terms and conditions yang perlu diikuti. Meski tentu saja, gak setiap orgy berlaku sama.
1. Mirip seperti pesta biasa
Jika membayangkan orang-orang datang, lalu seks saat orgy, maka kamu keliru. Orgy mirip dengan pesta biasa yang melibatkan banyak interaksi dengan orang lain, bisa saling berkenalan, bertegur sapa, dan sebagainya. Termasuk minum-minuman keras, makan camilan, mendengarkan musik, bahkan melakukan stand up comedy.
Tamu orgy juga mengenakan pakaian bagus, make up, dan riasan yang menawan. Nyaris gak ada beda dengan pesta biasa. Hal ini termasuk poin penting untuk menarik siapa pun yang datang ke pesta, jika individu berkenan mencari partner seks.
2. Seks gak langsung terjadi
Kalau telat datang, bisa saja individu ketinggalan momen basa-basi dan tamu-tamu sudah mendapatkan partner masing-masing. Meski demikian, tamu yang datang gak bisa langsung kisseu atau melakukan seks dengan siapa saja.
3. Ada aturan yang harus dipatuhi oleh setiap tamu
Meski identik dengan bersenang-senang, host atau pelaksana orgy biasanya tetap menerapkan aturan yang harus ditaati setiap tamu. Ketentuannya bisa beragam. Ada yang sangat ketat ketika melibatkan pihak komersial atau lebih fleksibel jika dalam pesta privat yang lebih kecil.
Aturan gak tertulis pada orgy, biasanya meliputi kesopanan dan kebersihan pribadi. Selain itu, rayuan mungkin gak bisa dihindari selama pesta seks. Namun, seluruh tamu tetap dilarang melakukan physical touch tanpa izin. Di samping itu, perhatikan juga apakah pestanya untuk setiap orang, hanya lesbian dan gay, atau lainnya.
4. Gak terbatas pada heteroseksual
Siapa saja bisa melibatkan diri dalam sebuah orgy. Tentu saja jika gak ada ketentuan tamu khusus yang diundang. Namun, sebagai informasi, siapa pun bisa ‘bermain’ dengan orang lain.
Bahkan beberapa melakukan swingers, threesome, dan banyak aktivitas seks lainnya. Jika individu, misalnya, perempuan tertarik dengan laki-laki, saat orgy bisa saja mereka justru melakukan hubungan seks dengan perempuan.
5. Eksibisionisme
Sementara beberapa pasangan asyik menyembunyikan ‘bisnis’ di dalam kamar mandi atau kamar, gak sedikit pula yang main terang-terangan. Bisa saja di tepi kolam renang atau di sofa, tempat menonton film bersama.
Beberapa orang bahkan pergi ke pesta seks, karena merasa senang jika hubungan seksnya dilihat orang lain. Alasan lainnya, individu tersebut bangga dengan tubuh dan seksualitas mereka.
6. Kink dan fetish
Poin ini gak bisa diabaikan dalam orgy. Pasalnya, tamu bisa saja menjumpai individu yang memiliki kink atau fetish tertentu. Seperti dalam film Fifty Shades of Gray, misalnya. Saat pesta seks, melibatkan diri dalam sebuah fetish dan kink, seperti BDSM, adalah hal yang banyak dijumpai.
Pada pesta seks skala besar atau tempat pesta seks komersial, bahkan disediakan bilik khusus atau ‘ruang basah’. Di tempat tersebut, individu bisa menikmati seks dengan fetish aneh, termasuk kotoran, kencing, hingga darah.
7. Nama samaran
Hal terakhir yang paling umum dalam orgy adalah penggunaan nama samaran atau alias. Yup, kamu tentu gak mau dikenali oleh orang (dalam lingkup profesional, misalnya) berada di sebuah pesta seks, kan?
Penggunaan alias ini juga jamak ditemukan ketika tamu dari pesta seks adalah jajaran orang penting, seperti CEO yang ingin rahasianya tetap tersimpan rapi. Dalam penggunaan nama ini, pertimbangkan menggunakan alias yang cukup unik dan seksi ketika menghadiri orgy.
Nah, yang jelas, orgy bukan buat semua orang. Meski menerapkan prinsip “young, wild, and free”, aktivitas seks ini sarat akan risiko kesehatan, seperti penyakit menular seksual. Jadi, pertimbangkan untuk mengiyakan ajakan orgy, ya! Ingat, harus hati-hati!