Jika berbicara mengenai aktivitas seksual, akan sangat banyak hal yang dapat dibahas. Salah satunya adalah desahan yang kerap kali dilakukan oleh perempuan atau pria saat melakukan hubungan seksual.
Banyak persepsi keliru mengenai desahan yang sering kali justru menjadi acuan pada saat melakukan hubungan seksual. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa desahan merupakan tanda kepuasan dalam berhubungan seksual. Padahal, desahan bukanlah acuan dari kepuasan seseorang dan hal ini disebabkan karena beberapa alasan berikut ini.
1. Desahan hanya ekspresi saat bercinta
Alih-alih melabeli desahan sebagai tanda kepuasan, akan lebih tepat untuk menyebut desahan sebagai ekspresi saat bercinta. Hal ini karena kebanyakan orang menunjukkan ekspresi tersebut melalui desahan.
Tentu saja desahan tidak hanya berlaku pada perempuan, sebab pria pun juga melakukan hal yang sama sebagai ekspresi saat bercinta. Ekspresi tersebut ditunjukkan pada pasangan sebagai bentuk dari komunikasi.
2. Tidak semua kepuasan seksual melalui desahan
Pada saat melakukan hubungan seksual dan memperoleh kepuasan dari hal tersebut, biasanya cara dalam mengekspresikannya akan berbeda. Ada yang melalui desahan, namun ada pula yang melakukan cara lainnya.
Bahkan tak sedikit pasangan yang mencurahkan rasa puasnya melalui kata-kata ataupun ekspresi wajah. Beragam ekspresi tersebut bisa menjadi cara seseorang menunjukkan kepuasannya dalam melakukan hubungan seksual.
3. Refleks setiap orang berbeda-beda merespons stimulasi tubuh
Desahan yang keluar biasanya disebabkan karena stimulasi pada tubuh. Hal ini tidak menjadi acuan bahwa kepuasan hanya ditunjukan melalui desahan saja.
Tak hanya itu, refleks setiap orang dalam merespons stimulasi pada tubuh juga berbeda-beda. Ada yang cenderung ekspresif, namun ada pula yang tidak banyak berekspresi.
4. Ekspresi wajah dan respon tubuh lebih penting dibanding desahan
Seperti yang sudah disebutkan pada poin-poin sebelumnya, kebanyakan orang memiliki kesalahan persepsi mengenai desahan. Banyak yang menganggap desahan sangatlah penting saat berhubungan seksual.
Hal kebalikannya justru terletak pada ekspresi wajah dan respon tubuh saat melakukan hubungan intim. Dua hal tersebut bahkan bisa menjadi tanda kepuasan, alih-alih hanya berfokus pada desahan semata.
5. Desahan dapat dipalsukan
Kamu tidak dapat mempercayai pasangan saat merasa puas dalam berhubungan seksual hanya melalui desahan. Hal ini karena desahan dapat secara mudah dipalsukan.
Kamu tidak dapat percaya begitu saja pada apa yang pasangan lakukan. Bisa saja desahan tersebut justru dimaksudkan untuk menutupi ketidak puasan dalam berhubungan seksual.
Melalui poin-poin di atas tentunya kamu jadi memahami bahwa desahan tidak dapat dikatakan sebagai tanda dari kepuasan. Oleh sebab itu, jangan sampai hanya berpaku pada desahan semata, ya!