Mengenakan kondom dapat membantu mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual. Kebanyakan kondom yang dijual berbahan dasar lateks. Namun, sebenarnya bahan kondom ada bermacam-macam. Salah satunya adalah poliuretan.
Poliuretan merupakan jenis plastik. Kondom berbahan poliuretan umumnya jauh lebih tipis daripada yang kondom lateks. Kondom poliuretan juga bisa menjadi alternatif bagi orang-orang dengan alergi lateks.
Di sini, kita akan membahas beberapa hal penting seputar kondom poliuretan, mulai dari kelebihan, kekurangan, hingga efektivitasnya dalam mencegah kehamilan dan penularan penyakit menular seksual.
1. Kegunaan
Poliuretan adalah jenis plastik yang kuat dan sangat tahan terhadap air, minyak, dan sobek. Dilansir Verywell Health, kondom poliuretan adalah salah satu dari beberapa jenis yang disetujui oleh U.S Food and Drug Administration (FDA). Bahan kondom lain yang disetujui adalah lateks, kulit domba alami, dan poliisoprena.
Meskipun begitu, tidak berarti semua kondom menerima persetujuan FDA yang sama. Hanya kondom poliuretan, lateks, dan poliisoprena yang disetujui untuk pencegahan kehamilan dan penyakit menular seksual seperti klamidia, gonore, dan HIV. Sementara itu, kondom kulit domba yang berpori memungkinkan mikroorganisme tertentu melewatinya sehingga tidak disetujui untuk pencegahan penyakit menular seksual.
2. Kelebihan
Kondom poliuretan memiliki beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan kondom lateks. Berikut beberapa kelebihannya seperti dilansir Greatist:
- Hipoalergenik: Manfaat utama dari kondom poliuretan adalah bisa menjadi alternatif yang sangat baik bagi orang-orang dengan alergi lateks.
- Umur simpan yang panjang: Poliuretan memiliki umur simpan yang cukup lama. Jadi, kamu dapat menyimpan beberapa untuk digunakan sebagai stok.
- Tidak rusak saat terkena pelumas berbahan dasar minyak: Pelumas berbasis minyak dapat menyebabkan kerusakan bagi kondom lateks. Di sisi lain, poliuretan tidak akan rusak saat terkena pelumas berbahan minyak. Dengan demikian, kamu dapat memilih pelumas yang membuatmu merasa nyaman tanpa takut kondom akan rusak.
- Tidak bocor: Kondom poliuretan tidak bocor kecuali robek. Jadi, asalkan terpasang dengan baik dan tidak robek, kamu tidak perlu takut akan risiko kebocoran.
- Lebih tipis dan lebih nyaman dipakai: Kondom lateks lebih elastis daripada kondom poliuretan. Namun, kondom lateks juga cenderung terlalu ketat sehingga mungkin mengurangi kenyamanan. Sementara itu, kondom poliuretan lebih tipis dan tidak terlalu ketat sehingga lebih sensitif.
- Tidak berbau: Lateks sedikit berbau yang mungkin dirasa mengganggu, sedangkan poliuretan tidak berbau sehingga dianggap lebih nyaman bagi beberapa orang.
3. Kekurangan
Kondom poliuretan juga memiliki beberapa kekurangan dibanding kondom lateks. Berikut beberapa di antaranya:
- Tidak terlalu elastis: Poliuretan kurang elastis sehingga kamu mungkin membutuhkan ukuran yang lebih besar daripada jika memilih lateks.
- Lebih rentan robek: Poliuretan tidak sekuat lateks. Kondom poliuretan juga cenderung lebih mudah bergeser, yang dapat menyebabkan kerusakan.
- Lebih sulit ditemukan: Kebanyakan kondom yang beredar berbahan dasar lateks. Selain itu, kondom poliuretan juga umumnya lebih mahal.
4. Efektivitas dalam mencegah kehamilan
Pada dasarnya, kondom lateks maupun poliuretan memiliki efektivitas yang sama dalam mencegah kehamilan, yaitu 98 persen. Namun, sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Obstetrics and Gynecology tahun 2003 menyimpulkan bahwa kondom poliuretan lebih rentan terhadap selip dan kerusakan. Dalam studi yang dilakukan selama 6 bulan ini, peneliti mendapatkan hasil bahwa 3,2 persen kondom lateks rusak atau terlepas dan 8,4 persen kondom poliuretan rusak.
Kondom apa pun yang terlepas atau rusak selama hubungan seksual tidak efektif untuk mencegah kehamilan. Namun, jika digunakan dengan sempurna, efektivitasnya cukup tinggi. Penggunaan kondom dikatakan sempurna jika:
- Ukurannya pas.
- Kondom tidak kedaluwarsa atau terkena panas.
- Kondom dipakai sebelum ada kontak kelamin.
- Ada ruang di kondom untuk menampung cairan ejakulasi.
- Menggunakan kondom baru setelah setiap penggunaan.
5. Efektivitas dalam mencegah penularan penyakit menular seksual
Beberapa penyakit menular seksual menyebar melalui cairan tubuh. Berikut di antaranya:
- Kencing nanah atau gonore.
- Klamidia.
- Human papillomavirus (HPV).
- Virus herpes simpleks (HSV).
- Trikomoniasis.
- Hepatitis A dan B
- HIV.