Kalau diajak begini, jangan asal diiyain, ya, Guys! Terlebih jika yang mengajak baru kenal alias stranger dan bukan pasangan. It’s a big NO!
Eh, tapi sebenarnya, apa itu VCS? Kenapa kita tidak boleh VCS dengan sembarang orang? Apakah VCS berdampak negatif? Tahan pertanyaannya, mari kita ulik dan cari tahu jawabannya di artikel ini. Scroll terus, ya!
Apa itu VCS?
Bagi yang belum tahu, kamu mungkin bertanya-tanya tentang istilah satu ini. Selain sering trending di sosial media, VCS juga sering jadi bagian obrolan milenial dan generasi Z. Sebenarnya, apa itu VCS?
VCS merupakan singkatan gaul dari kata Video Call Sex. Berbeda dengan video call biasa, VCS melibatkan aktivitas seks selama telepon berlangsung. Sebagai contoh, kamu dan pasangan masing-masing bermasturbasi untuk saling memuaskan hasrat dari jarak jauh.
Seperti namanya, kegiatan ini mengandalkan media sosial atau platform chatting online. Hal ini memungkinkan orang yang tidak bertanggung jawab, merekam dan menyimpan video selama panggilan.
Apakah VCS diperbolehkan?
Sebagian mungkin mengetahui bahwa VCS bisa diperjualbelikan. Berbagai penawaran muncul melalui akun media sosial, seperti Twitter hingga Telegram. Nah, yang seperti ini jelas tidak boleh, ya!
Dilansir Hukum Online, dalam pasal 4 ayat 2 UU Nomor 44 Tahun 2008 menyebutkan larangan menyediakan layanan pornografi. Konten yang dimaksud dalam bentuk apa saja, termasuk secara eksplisit menampilkan bagian tubuh dan aktivitas seksual atau sekadar menawarkan jasa.
Berdasarkan UU tersebut, pelaku dapat dipidana paling sedikit 6 bulan dan paling lama 6 tahun, dan atau pidana denda dengan nominal minimal Rp250 juta serta maksimal Rp3 miliar. Banyak banget, kan?
Namun, pasal tersebut gugur apabila membuat konten diri sendiri untuk kepentingan pribadi, sebagai catatan tidak untuk disebarluaskan. Dengan begitu, kamu dan pasangan boleh melakukan VCS sesuai dengan syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama.
Tidak heran jika VCS bisa jadi alternatif buatmu dan doi untuk menyalurkan hasrat seksual saat berjauhan. Dengan catatan, hanya boleh dilakukan dengan pasangan yang sudah berkomitmen dan sangat-sangat-sangat kamu percaya, ya! Hal tersebut penting demi menghindarkan kamu dari porn revenge yang membahayakan privasi.
Meski boleh-boleh saja, bukan berarti VCS tidak memiliki risiko. Segala yang kamu lakukan pasti berdampak pada diri sendiri, baik secara langsung maupun tidak.
Sebelum mengiyakan ajakan VCS, dampak serta risiko VCS ini harus kamu perhatikan. Termasuk ketika kamu memutuskan menikmati layanan VCS yang diperjualbelikan.
- Terlibat penyidikan pelanggaran Undang-Undang Pornografi dan Undang Undang ITE. Meski bukan sebagai pelaku, kamu tetap bisa dimintai keterangan sebagai saksi
- Porn revenge. Terlebih jika salah satu pihak memanfaatkan konten yang direkam selama VCS untuk melakukan pemerasan
- Memicu kekerasan seksual dan ancaman
- Gangguan psikologis, seperti stres dan depresi
- Kecanduan.
Itulah kenapa VCS harus dilakukan dengan pasangan yang telah berkomitmen untuk tidak menyebarkannya. Jika tidak, ada saja pihak tidak bertanggung jawab yang kurang kerjaan menyebarkan rekaman video tersebut.
Tips VCS amanbersama pasangan
Bagi kamu yang sedang menjalani LDR dan aktif secara seksual, VCS bisa jadi opsi yang menyenangkan. Selain untuk menuntaskan rindu, VCS juga jadi eksplorasi diri saat berjauhan dengan pasangan. Tips-tips berikut bisa kamu terapkan demi VCS aman dan nyaman.
Disclaimer, tips VCS ini berlaku khusus pasangan yang sudah berkomitmen, ya! Lebih dari itu, risiko ditanggung sendiri.
- Pilih platform dengan bijak. Pahami syarat dan ketentuan yang mencantumkan pembatasan materi seksual eksplisit. FYI, WhatsApp, Skype, dan Zoom memiliki aturan pembatasan ini, lho!
- Lakukan hanya dengan pasangan yang berkomitmen dan bisa dipercaya. Komunikasikan tentang boleh tidaknya melakukan tangkapan layar atau merekam selama VCS. Pastikan saling mematuhi dan menghargai consent masing-masing
- Jadwalkan sebelumnya. Seperti meeting, kamu dan pasangan tentu tidak ingin menerima panggilan VCS di tengah aktivitas yang padat dan bisa dilihat orang lain. Maka dari itu, tentukan waktunya dulu, ya!
- Hanya untuk berdua. Pastikan aktivitas seksual hanya dinikmati oleh kamu dan pasangan. Hindari bercerita atau menyampaikan pada orang lain demi menjaga keamanan dan kenyamanan
- Mulai dengan sexting. Awali VCS dengan foreplay jarak jauh dulu. Sexting mungkin membantu untuk mengembangkan imajinasi dan membangkitkan gairah
- Tanyakan persetujuan pasangan. Bahkan jika minggu lalu doi bilang ‘iya’, bukan berarti minggu ini akan berlaku sama. Consent atau kesediaan sangat penting untuk melakukan VCS ini.
Mengetahui apa itu VCS dapat membantumu mendapatkan lebih banyak kesenangan saat melakukan aktivitas seksual jarak jauh. Pun, jadi semakin waspada pada ancaman yang terjadi selanjutnya.