Apa itu make up sex? Istilah ini merujuk pada aktivitas seksual setelah bertengkar dengan pasangan. Hmm, kalau dilihat dari pengertiannya, tampak tidak ada yang salah, bukan? Beberapa bahkan menyebutnya sebagai salah satu bentuk seks intens yang tidak ditemukan pada momen lain.
Dengan kondisi adrenalin yang tinggi, seks setelah berseteru dapat melepaskan frustasi. Namun, benarkah bentuk seks ini hanya memberikan dampak baik dan tidak berefek buruk?
Apa itu make up sex?
Seperti disinggung sebelumnya, make up sex merupakan bentuk seks yang dilakukan setelah pertengkaran hebat oleh pasangan. Bisa dibilang, aktivitas ini menjadikan seks sebagai jalan damai setelah adu argumen panjang dengan pasangan.
Selama pertengkaran terjadi, tubuh mengalami perubahan. Termasuk peningkatan emosi, adrenalin, detak jantung, pernapasan, hingga sistem saraf. Alhasil, tubuh memerlukan wahana untuk melepaskannya.
Ketika akhirnya kamu dan pasangan bercinta, semua tekanan tersebut diekspresikan. Hal ini bisa menjadi pelepasan yang mendorong orgasme dengan sensasi emosional berbeda.
Keuntungan make up sex
Tidak bisa dimungkiri, perkelahian umumnya terasa sangat intens. Pasalnya, saat bertengkar, pasangan akan saling membentak, menyebut nama, mengutarakan hal-hal yang nantinya bahkan disesali. Segala hal membuat tubuh terasa ‘memuncak’.
Berhubungan intim setelah fase tersebut bisa jadi bentuk kompromi. Perasaan lega tidak saling membenci satu sama lain menjadi afrodisiak yang ampuh. Inilah mengapa pertengkaran membuat gairah meningkat, melansir Marriage.
Make up sex menawarkan sejumlah manfaat bagi pasangan. Namun, hal ini kembali pada niat awal seks setelah bertengkar. Jika berniat melampiaskan emosi, maka ini bukanlah hal yang baik.
Sebaliknya, make up sex dapat memberikan rasa terhubung kalau ditujukan sebagai sarana untuk mengungkapkan kasih sayang. Seks pasca bertengkar juga dapat menjadi penegasan bahwa kamu dan pasangan masih saling berkomitmen untuk memperkuat hubungan.
Dampak negatif make up sex
Anggapan di atas merupakan pendapat populer di antara pasangan. Peneliti pun mencoba mengambil sudut pandang objektif dari sisi ilmiah.
Sebuah penelitian dalam Journal of Sexual Behaviour mencoba menjelaskannya. Dalam pengumpulan datanya, studi ini melibatkan sekitar 100 pasangan heteroseksual yang juga pengantin baru. Setiap pasangan diminta mengisi survei dan menuliskan diari tentang seks dan konflik dalam hubungannya selama 2 minggu dan setelah 6 bulan.
Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa pasangan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk berhubungan seks pada hari setelah pertengkaran. Sisi emosional menyebabkan pasangan enggan melakukan kontak intim.
Selain itu, studi ini juga mengubur pendapat populer bahwa make up sex adalah the best sex ever. Pasalnya, mayoritas pasangan pada responden menunjukkan bahwa make up sex tidak lebih maupun tak kurang memuaskan daripada seks pada hari-hari biasa. Namun, memang, tingkat kepuasan seksual terasa lebih tinggi saat melakukan hubungan seks setelah bertengkar daripada tidak menerapkannya, melansir Psychology Today.
Terakhir, peneliti juga menemukan bahwa make up sex memang dapat melepaskan ketegangan akibat adu argumen. Sayangnya, perasaan tersebut bersifat sementara dan tidak memengaruhi pada kepuasan hubungan jangka panjang.
Bolehkah mengandalkan make up sex setiap saat?
Jawabannya tentu saja, sebaiknya tidak. Mengandalkan seks sebagai jalur negosiasi setelah bertengkar justru memberikan penyelesaian yang semu. Perasaan mengganjal dan rasa marah mungkin akan terbawa ke ranjang, bahkan setelah seks usai.
Satu-satunya langkah terbaik adalah menyelesaikan masalah terlebih dahulu dengan komunikasi. Selama proses mengurai benang kusut yang menyebabkan pertengkaran dapat memicu peningkatan gairah.
Ketika keadaan mulai panas, hindari langsung menuju ke ranjang. Duduk dan bicarakan semua dengan baik, tenang, serta saling menghormati. Setelah menemukan solusi, barulah kamu dan pasangan bisa beralih ke melakukan hubungan seks.
Apa itu make up sex penting untuk dipahami oleh kamu dan pasangan. Ini tidak selalu buruk, kok. Jadi, menyelipkannya sesekali mungkin bukan masalah. Namun, jangan jadikan ini kebiasaan atau opsi untuk menyelesaikan masalah, ya!