Laki-laki yang menerima rangsangan seksual umumnya akan mengalami ereksi, ditandai dengan penis yang membesar dan mengeras. Namun, sebagian lelaki karena kondisi tertentu mengalami kesulitan untuk ereksi meskipun sudah distimulasi. Ini bisa disebabkan oleh faktor kesehatan fisik hingga masalah psikis.
Ketidakmampuan penis untuk ereksi atau mempertahankannya dapat menurunkan performa seks karena orgasme dan ejakulasi akan sulit tercapai. Hal yang biasa digunakan untuk menyiasatinya adalah dengan mengonsumsi obat kuat. Salah satu obat yang umum dipakai untuk mendorong kemampuan laki-laki untuk ereksi adalah Viagra dengan kandungan bahan aktif sildenafil.
Seperti yang diketahui, Viagra bermanfaat dalam mendongkrak vitalitas pria. Namun, sudahkah kamu tahu apa saja efek samping Viagra bila obat ini rutin dikonsumsi dalam jangka panjang? Temukan jawabannya lewat ulasan berikut ini!
1. Apa itu Viagra?
Dilansir Medical News Today, Viagra sesungguhnya adalah nama merek obat yang digunakan untuk mengobati penis yang tidak bisa ereksi atau disfungsi ereksi. Obat ini tersedia dalam tiga dosis, yaitu 20 miligram (mg), 50 mg, dan 100 mg, yang berbentuk tablet oral.
Viagra mengandung sildenafil yang termasuk kelas obat phosphodiesterase tipe 5 (PDE5) inhibitor. PDE5 merupakan enzim yang mengatur bahan kimia tertentu dalam darah yang akan memengaruhi tubuh. Obat ini secara legal bisa didapatkan dengan resep dokter untuk usia 18 tahun ke atas.
2. Dosis dan cara kerja Viagra
Penggunaan dosis Viagra disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap orang. Namun, umumnya obat ini tidak boleh dikonsumsi lebih dari sekali sehari. Ketentuan rincinya adalah:
- Untuk usia dewasa hingga 64 tahun mengonsumsi 50 mg, 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
- Untuk usia dewasa 65 tahun ke atas menggunakan dosis 25 mg, 1 jam sebelum melakukan hubungan seksual.
Obat ini akan bekerja mulai dari 30–60 menit sejak diminum. Cara kerjanya adalah dengan meningkatkan aliran darah ke penis, yang akan membantu memicu dan mempertahankan ereksi.
Viagra bertahan dalam tubuh maksimal 4 jam, tetapi ereksi tidak selalu terjadi sepanjang waktu tersebut bila tidak menerima rangsangan seksual. Jadi, obat ini tidak bekerja dengan sendirinya dan tetap membutuhkan stimulasi.
3. Efek samping ringan
Konsumsi Viagra bisa memberikan efek beragam, mulai dari ringan hingga berat. Sangat mungkin bahwa daftar efek samping berikut ini belum mencakup semuanya. Efek samping ringan dari konsumsi obat kuat ini antara lain:
- Pusing.
- Sakit kepala.
- Kemerahan.
- Gangguan pencernaan.
- Penglihatan kabur.
- Hidung tersumbat.
- Sakit punggung.
- Nyeri otot.
- Mual.
- Ruam.
Sebagian besar efek samping tersebut dapat hilang dalam beberapa hari atau beberapa minggu. Akan tetapi, bila efek samping yang dirasakan makin parah atau tak kunjung hilang, konsultasikan ke dokter atau apoteker guna mendapat penanganan.
4. Efek samping serius
Efek samping serius dari penggunaan Viagra jarang terjadi. Namun, bila sampai terjadi, berikut ini beberapa gejalanya:
- Non-arteritic anterior ischemic optic neuropathy (NAION), yakni kondisi pada mata yang menyebabkan kerusakan pada saraf optik. Gejalanya ditandai dengan penurunan penglihatan secara tiba-tiba, bisa pada salah satu ataupun kedua mata.
- Penurunan atau kehilangan pendengaran secara tiba-tiba. Kondisi ini melibatkan gejala telinga berdenging disertai pusing.
Selain dua kondisi di atas, beberapa efek samping yang bergejala serius akan dijelaskan secara rinci di bawah ini.
5. Priapismus
Viagra dapat menyebabkan priapismus, yakni ereksi yang bertahan lama dengan diikuti rasa sakit. Belum diketahui seberapa sering priapismus terjadi pada lelaki yang mengonsumsi Viagra, tetapi hal ini patut diperhatikan jika mengalami rasa sakit berlebihan saat ereksi.
Bila mengalami ereksi selama lebih dari 4 jam, maka kamu perlu mendapatkan penanganan medis. Karena, bila priapismus tidak diobati, maka itu bisa merusak jaringan yang mengakibatkan impotensi.
6. Tekanan darah rendah
Selama mengonsumsi Viagra, beberapa orang melaporkan penurunan tekanan darah. Ini mungkin bukan masalah besar untuk sebagian orang. Namun, menurunnya tekanan darah secara tiba-tiba bisa berbahaya untuk orang-orang dengan penyakit jantung.
Konsumsi obat kuat ini tidak boleh dibarengi konsumsi obat untuk nyeri dada, seperti obat nitrat. Kamu juga harus menghindari minum Viagram saat sedang menjalani terapi obat riociguat untuk hipertensi paru-paru. Mengombinasikan Viagra dengan obat-obatan tersebut dapat menyebabkan penurunan tekanan darah yang berpotensi mengakibatkan komplikasi berbahaya.
7. Serangan jantung dan stroke
Dalam kasus yang jarang, penggunaan Viagra dapat menyebabkan serangan jantung, stroke, atau detak jantung yang tidak teratur. Kondisi-kondisi tersebut lebih berpotensi terjadi pada orang-orang yang sudah memiliki masalah jantung.
Jika kamu merasakan nyeri dada setelah minum Viagra, segera hentikan aktivitas seksual. Meskipun seks diyakini baik untuk kesehatan jantung, tetapi ini dapat mengancam orang-orang dengan penyakit jantung, mengutip Healthline. Terutama bila seks tidak disarankan oleh dokter, maka aktivitas ini harus dihindari.
Meski Viagra berkhasiat untuk membantu laki-laki ereksi, tetapi obat ini tidak bisa menyembuhkan disfungsi ereksi. Meminumnya secara rutin harus dipertimbangkan secara matang untuk meminimalkan terjadinya efek samping Viagra. Konsultasikan hal ini ke dokter. Segera hentikan penggunaan bila merasakan gejala-gejala yang telah disebutkan di atas tadi, ya!