Skenario buruk yang mungkin tak pernah dibayangkan saat berhubungan seks adalah terjadinya cedera atau insiden yang menyebabkan penis patah. Apakah itu benar-benar mungkin terjadi? Bukankah penis tidak memiliki tulang?
Faktanya, peristiwa yang jarang terjadi itu memang sebuah diagnosis klinis yang disebut sebagai fraktur penis. Ada penelitian yang mengonfirmasi bahwa sejumlah aktivitas seksual bisa menyebabkan penis patah secara fatal.
Berdasarkan analisis pakar, kegiatan intim yang bisa memicu trauma fisik pada alat kelamin pria adalah praktik seksual yang umum ditemui.
Jadi, sebaiknya kita mengetahui apa saja yang sebaiknya diperhatikan agar tidak mencelakai “barang” kesayangan pria tersebut.
Sekilas tentang fraktur penis
Penis sebenarnya tidak memiliki tulang, jadi secara teknis penis tidak bisa patah. Namun, seperti kita yang tahu kalau selama ereksi, penis membesar dengan darah yang mengisi dua jaringan silinder (corpora cavernosa).
Jika penis yang membesar ditekuk dengan paksa atau secara tiba-tiba, itu dapat merusak lapisan luar (tunica albuginea) jaringan tersebut.
Cedera fisik tersebut dapat mengakibatkan jaringan pecah dan membuat suara retakan seperti patah tulang.
Karena itulah trauma eksternal yang melukai alat kelain pria disebut dengan fraktur penis. Selain suara patahan, itu juga diikuti dengan gejala mengempisnya ereksi, bengkak, memar, dan rasa nyeri.
Secara ekslusif, masalah ini disebabkan oleh aktivitas seksual, menurut studi dalam Oman Medical Journal tahun 2008. Untungnya, fraktur penis jarang terjadi dan tidak berlaku di luar ereksi.
Untuk menghindari membuat penis terlihat seperti terung yang bengkak, baca terus untuk mengetahui tindakan seks yang paling mungkin memicu fraktur penis.
1. Posisi seks woman on top
Para pakar menganalisis bahwa faktor tersering penyebab fraktur penis adalah aktivitas seks penetrasi dengan posisi woman on top.
“Cara yang paling umum terjadinya patah tulang adalah selama aktivitas seksual penetrasi, dan posisi yang paling umum ialah perempuan yang berada di atas,” kata ahli urologi Laurance Levine dari Rush University Medical Center kepada Cosmopolitan.
Menurut Levine, proses masuk dan keluarnya penis ke dalam vagina memiliki potensi gagal, jadi penis bisa saja meleset saat berupaya masuk kembali.
Misalnya, saat penis mengenai tulang panggul atau pantat, yang pada akhirnya menghalangi penis untuk lewat. Penis yang jadi bengkok tiba-tiba, diikuti tekanan yang makin kuat, dan pada akhirnya kulit penis bisa robek.
Lalu mengapa posisi seks woman on top berkontribusi besar terhadap timbulnya masalah tersebut? Pertanyaan ini dijawab melalui hipotesis studi dalam jurnal Advance in Urology tahun 2014.
Saat perempuan berada di atas, biasanya mereka mengontrol gerakan dengan kondisi seluruh berat badan mendarat di penis yang ereksi. Posisi tersebut membuat perempuan sulit menghentikan gerakan ketika penis mengalami penetrasi yang salah.
Sementara itu, apabila pria yang berada di atas, mereka lebih leluasa dalam mengendalikan gerakan dan memiliki peluang lebih baik untuk menghentikan penetrasi kapan pun saat diinginkan.
2. Posisi seks reverse cowgirl
Tidak mengejutkan bahwa posisi seks lain yang membuat perempuan di atas dapat menimbulkan cedera serupa pada penis. Gaya seks reverse cowrgirl menempatkan penis yang ereksi mengarah ke sudut bawah yang menambah tekanan pada penis.
Ini diperparah dengan fakta bahwa orang yang berada di atas tidak memiliki kendali sebaik orang yang melakukan penetrasi.
Jadi, untuk meminimalkan risiko fraktur penis, penerima lebih baik fokus pada goyangannya daripada memikirkan alur keluar masuknya penis.
Lanjutkan dengan hati-hati agar tidak melukai siapa pun.
3. Anal seks
Untuk yang satu ini mungkin belum kamu perkirakan sebagai aktivitas seks yang berbahaya bagi penis, bukan?
Seperti yang telah banyak diteliti, penetrasi anus dapat memberikan banyak tekanan di dubur, terutama jika seks dilakukan dengan cara yang terlalu cepat sehingga pasangan penerima tidak dapat rileks.
Saat penerima tidak bisa menikmati penetrasi dan tubuhnya menjadi defensif, apa pun yang meningkatkan resistansi bisa menambah tekanan berlebih pada penis yang didorong ke dalam.
Hal ini berarti bahwa makin banyak tekanan, makin besar kemungkinan penis bisa cedera dan patah. Sesuatu yang bisa membantu mungkin adalah foreplay yang cukup dan menggunakan pelumas seks dalam jumlah banyak.
Dalam situasi ini, laki-laki memiliki kesempatan yang lebih baik untuk mencegah fraktur penis karena mereka bisa mengontrol dorongan dalam posisi doggy style yang identik dengan anal seks.
Kamu dan pasangan harus berhati-hati agar lebih tepat saat melakukan penetrasi, karena membenturkan penis ke sesuatu yang keras, seperti perineum (area antara anus dan vulva atau skrotum), dapat menyebabkan penis patah.
4. Posisi bercinta lainnya
Seperti yang disinggung sebelumnya, posisi seks doggy style berpotensi menyebabkan penis patah. Hal ini juga diperjelas dalam studi dalam International Journal Impotence Research tahun 2017.
Riset bertajuk “Relationship Between Sexual Position and Severity of Penile Fracture” itu mencari tahu bagaimana hubungan antara posisi seksual dan tingkat keparahan fraktur penis.
Dari 90 pasien berusia 18–66 tahun yang mengalami fraktur penis, sebanyak 41 persen pria mematahkan penis mereka selama berhubungan seks dengan posisi doggy style, dan 25 persen terjadi pada posisi man on top atau misionaris.
Tingkat keparahan fraktur penis antara doggy style dan misionaris adalah serupa, tetapi itu lebih buruk ketika dibandingkan dengan posisi woman on top.
Apa sebenarnya yang membuat doggy style begitu parah dalam kasus ini?
Para peneliti berpendapat bahwa saat laki-laki melakukan penetrasi vagina dari belakang, mereka mungkin terlalu bersemangat dan membuat seks terasa sangat intens. Jika penis terlepas dari vagina dan membentur permukaan tulang yang keras (perineum atau simfisis genital), itu dapat menyebabkan trauma yang lebih besar pada penis, seperti fraktur penis.