Sex

Berapa Kali Normalnya Perempuan Masturbasi, Adakah Batasnya?

Masturbasi atau seks solo tak terbatas pada jenis kelamin tertentu. Meski sering dianggap tabu, perempuan juga bisa melakukannya. Sedang atau tidak dalam hubungan romantis, masturbasi tetap bisa dilakukan.

Kebebasan ini lantas menumbuhkan pertanyaan tentang berapa kali normalnya perempuan masturbasi. Mari, cari tahu ada tidaknya batasan menerapkan seks solo pada perempuan di ulasan ini.

Berapa kali normalnya perempuan masturbasi?

Sejauh penelusuran medis, belum ada batasan yang mengatakan dengan jelas angka normal perempuan melakukan masturbasi. Berbagai sumber juga sepakat bahwa kamu bisa menerapkan seks solo sebanyak apapun, selama itu tidak mengganggu.

Nah, yang dimaksud ‘mengganggu’ di sini adalah masturbasi tidak menimbulkan masalah, baik dari segi kesehatan fisik maupun mental.

Beberapa penelitian mencoba mengumpulkan jawaban dari responden perempuan terkait masturbasi. Studi dalam PLOS One mengungkapkan, 41 persen perempuan melakukan masturbasi dalam 1 bulan terakhir. 

Survei dalam Tenga tahun 2016 menyebutkan bahwa perempuan umumnya melakukan masturbasi sekitar delapan kali sebulan. Sementara itu, The Journal of Sexual Medicine mencatat, 27 persen perempuan bermasturbasi dua hingga tiga kali seminggu dan 26 persen melakukan masturbasi seminggu sekali.

Lantas, apakah berarti perempuan harus masturbasi? Tidak, kamu bisa melakukannya lebih jarang atau melewatkannya jika memang kurang berkenan. Masturbasi bukan hal yang wajib, kok.

Jika bertanya demikian, maka berkaitan dengan manfaat masturbasi. Mind Body Green menyebutkan, beberapa hal positif didapatkan tubuh perempuan ketika dan setelah masturbasi, di antaranya:

  • Peningkatan sirkulasi karena orgasme meningkatkan aliran darah sehingga dapat mengedarkan nutrisi penting dan memengaruhi siklus menstruasi. Studi  dalam Athena Institute menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan hubungan intim setidaknya seminggu sekali lebih cenderung mengalami menstruasi normal dibanding yang tidak melakukannya
  • Meningkatkan kinerja reproduksi. Hal ini terjadi karena orgasme memberi energi pada kelenjar hipotalamus. Orgasme membantu mengatur nafsu makan hingga emosi. Selanjutnya, berdampak pada hipofisis yang mengatur hormon reproduksi dan diperlukan untuk ovulasi serta produksi cairan serviks 
  • Detoksifikasi alami. Orgasme memberikan tiga bentuk pijatan limfatik menyeluruh ke tubuh. Hal ini dapat meningkatkan kesehatan pencernaan, suasana hati, serta mengeluarkan racun dalam tubuh. 

Manfaat lainnya juga hadir berkat adanya aktivitas hormon yang diaktifkan saat orgasme. Hormon-hormon yang diproduksi selama orgasme (oksitosin dan oksida nitrat) berperan penting dalam menjaga keseimbangan hormon lain. Zat dalam tubuh ini dapat menyembuhkan kelelahan adrenal dan mempertahankan ovulasi teratur.

Indian Journal of Endocrinology and Metabolism menemukan bahwa orgasme memicu produksi oksitosin. Ini membantu meningkatkan mood, kemampuan berinteraksi, dan mengurangi stres.

Efek samping masturbasi

Meski baik untuk tubuh, masturbasi tidak sepenuhnya bebas efek samping. Terlalu sering melakukannya dengan memberikan stimulasi pada satu titik sehingga memicu rasa kebas. Misalnya, pada klitoris.

Selain itu, masturbasi mungkin berisiko menurunkan potensi orgasme saat seks bersama pasangan. Terlebih ketika pasangan mengabaikan titik yang biasa disentuh dan memicu orgasme saat seks solo. Namun, kamu bisa mengantisipasi hal ini dengan mengomunikasikannya kepada pasangan.

Selama masturbasi masih sebagai pemenuh kebutuhan biologis, seharusnya kecil kemungkinan menimbulkan efek samping. Namun, kamu perlu waspada jika kebiasaan ini sudah menjurus pada libido tinggi yang memicu dorongan seksual hingga mengganggu aktivitas.

Tidak ada batasan berapa kali normalnya perempuan masturbasi. Meski demikian, baiknya tidak dilakukan berlebihan, ya.