Bila selama ini kata ‘vegan’ lebih erat kaitannya dengan makanan, kali ini vegan juga bisa disematkan ke dalam produk kondom. Bukan, bukan berarti kondom yang sudah banyak beredar di pasaran sekarang mengandung daging, tapi penyebutan kondom vegan itu lebih merujuk ke proses pembuatannya. Pencipta kondom vegan mengklaim kalau produknya itu cruelty-free, alias tidak menggunakan hewan saat proses uji coba.
Lo, jadi selama ini kondom-kondom yang beredar nggak ramah binatang? Memangnya, apa yang telah diperbuat produsen kondom sampai-sampai ada orang kepikiran menciptakan kondom vegan yang notabene lebih animal-friendly? Simak aja yuk ulasan lengkapnya berikut ini.
Seperti halnya produk berlabel halal yang makin marak di pasaran, produk dengan embel-embel vegan atau cruelty-free juga tak kalah populer, seiring dengan melonjaknya popularitas veganisme di seluruh dunia
Kesadaran orang untuk mengurangi atau bahkan menghapus konsumsi daging hewan semakin meningkat. Tren ini mungkin mengalami lonjakan setelah banyak orang menonton film atau dokumenter tentang kekejaman manusia terhadap binatang di peternakan. Karena nggak tega (dan/atau alasan lainnya), mereka jadi beralih ke pola makan vegan atau vegetarian. Perubahan konsumsi dari ‘karnivora’ ke ‘herbivora’ ini terbaca oleh pebisnis yang akhirnya banyak menciptakan produk-produk bebas bahan hewani, mulai makanan, pakaian, makeup, skin care, sampai kondom!
Siapa sangka kalau urusan ranjang juga bisa dibikin animal-free. Perempuan asal Korea Selatan melihatnya sebagai peluang ciamik sehingga memutuskan untuk menciptakan kondom vegan
Gina Park, perempuan 27 tahun asal Korea Selatan kepikiran buat bikin kondom ramah binatang. Kondom yang ia ciptakan bersama 2 temannya diklaim nggak mengandung unsur hewani dan nggak diuji pada hewan. Seperti kebanyakan produsen kondom, ternyata mereka masih banyak yang menjadikan hewan sebagai kelinci percobaan untuk mendapat sertifikat keamanan. Biasanya mereka menggunakan tikus sebagai hewan uji coba.
Sobekan kondom dimasukkan ke dalam tubuh kelinci untuk menguji iritasi vagina. Rahim mereka diambil untuk dilihat apakah produknya aman bagi manusia,” kata Gina Park kepada Vice.
Ide brilian Gina telah diakui organisasi PETA dan juga membuatnya masuk jajaran 30 orang berpengaruh di bawah 30 tahun versi majalah Forbes. Keren!
Organisai People for the Ethical Treatment of Animals (PETA) yang dikenal paling kritis kalau sudah berurusan sama penyiksaan hewan, telah mengakui kalau produk kondom Gina memang cruelty-free dan seratus persen vegan. Meski sejumlah pihak sempat skeptis sama produk ini, tapi keberhasilannya di pasaran seperti nggak bisa disembunyikan. Sejak peluncurannya tahun 2015 lalu, penjualan kondom vegan besutan Gina dan kawan-kawan tumbuh signifikan sampai 50 kali lipat. Inovasinya ini juga mampu mengantarnya ke jajaran 30 orang paling berpengaruh di bawah 30 tahun versi Forbes.