Seiring dengan dicabutnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) tidak ada lagi kebijakan yang mengatur kapasitas work from office (WFO). Artinya, work from home sudah tidak berlaku lantaran kerumunan kini tidak dibatasi.
Kebijakan itu menyusul tren COVID-19 yang terus melandai dalam lebih dari 10 bulan. Namun, belakangan ribuan orang menandatangani petisi ‘kembalikan’ work from home, usai mengaku stres jika harus kembali WFO.
WFO juga disebut tidak lantas membuat seseorang lebih produktif. Rasa stres diakui imbas dari perjalanan ke kantor yang memakan waktu dan mengarungi kemacetan.
‘Dua tahun bisa kerja dari rumah, ketika harus ke kantor lagi rasanya malah bikin tambah stress,” demikian kutipan isi petisi tersebut.
Berdasarkan pemantauan detikcom, petisi yang diunggah di laman change.org sudah ditandatangani lebih dari 15 ribu orang. Adapun yang membuat petisi bernama Riwaty Sidabutar.
Ia juga menekankan, dengan WFH, otomatis mengurangi polusi agar udara lebih sehat untuk masyarakat.
”Beberapa negara, seperti Belanda sudah melakukannya. Saya yakin, Indonesia juga bisa,” sambung dia.
“WFO (work from office) juga belum tentu membuat kita lebih produktif. Karena lamanya perjalanan, saya malah jadi lebih lelah, dan hasil pekerjaan tidak sebagus ketika saya bekerja dari rumah. Di rumah, saya merasa lebih percaya diri, lebih aman, dan juga merasa lebih nyaman,” tuturnya.