Salah satu program pemerintah, yaitu program KB (keluarga berencana) telah dikampanyekan sejak lama dengan tujuan menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Dalam menjalankan program tersebut, pemerintah menawarkan beberapa pilihan alat kontrasepsi wanita.
Alat kontrasepsi wanita diketahui dapat mencegah terjadinya kehamilan setelah berhubungan intim dengan pasangan.
Masing-masing alat kontrasepsi memiliki ciri dan keunikan tersendiri, serta efek samping yang bervariasi.
Alat Kontrasepsi Wanita
Berikut beberapa pilihan alat kontrasepsi wanita yang bisa Moms coba jika ingin mengikuti program keluarga berencana.
1. Pil KB
Pil KB adalah sejenis obat yang di dalamnya mengandung hormon.
Kontrasepsi oral ini termasuk alat kontrasepsi wanita yang cukup aman dan efektif mencegah kehamilan selama dikonsumsi tepat waktu.
2. Kontrasepsi Implan
Berikutnya ada kontrasepsi implan yang berbentuk tipis dan kecil seperti korek api.
Konstrasepsi berbentuk kecil ini ditanam di jaringan kulit bagian lengan atas dan bekerja dengan melepaskan hormon untuk menekan terjadinya kehamilan.
Ini mengandung hormon progestogen (progestin), yang mirip dengan hormon wanita, hormon progesteron, namun dapat menghentikan terjadinya ovulasi.
Penggunaan kontrasepsi implan ini dapat bertahan hingga 5 tahun.
Terdapat dua cara kontrasepsi ini bekerja, yaitu:
- Hormon progestin yang ada pada implan kontrasepsi ini dapat mengentalkan lendir yang berada di leher rahim, membuat sperma sulit berenang untuk mencapai sel telur, sehingga kehamilan pun dapat tercegah.
- Hormon progestin juga dapat mencegah ovulasi, sehingga pembuahan tidak terjadi.
3. Diafragma
Diafragma merupakan alat kontrasepsi wanita berbahan silikon yang lembut yang digunakan dengan cara dimasukkan ke dalam vagina.
Tepatnya untuk menutupi area serviks (leher rahim), sehingga sperma tidak dapat mencapai bagian dalam rahim. Diafragma dapat terpasang berkat bantuan otot-otot panggul.
Alat ini bisa dipasang sendiri, namun Moms juga bisa meminta bantuan tenaga kesehatan bila merasa tidak yakin ketika ingin memasangnya
Seperti halnya kondom, diafragma bekerja dengan menghalang cairan sperma yang ingin masuk ke dalam rahim.
Bedanya, kondom dipasang di alat kelamin pria. Diafragma ini hanya dapat digunakan kurang lebih selama 6 jam setelah melakukan hubungan intim.
Setelah lewat dari waktu tersebut, segera lepaskan dan bersihkan dengan baik. Alat kontrasepsi ini dapat digunakan berulangkali, dan maksimal pemakaian selama 2 tahun.
4. KB Suntik
Alat kontrasepsi wanita lainnya yang bisa Moms gunakan dalam menjalankan program keluarga berencana adalah suntik KB.
Suntik KB juga cukup populer digunakan oleh para wanita dalam mencegah kehamilan.
Suntik KB dilakukan dengan menginjeksi cairan yang mengandung hormon progestogen, hormon pencegah pembuahan.
Alat kontrasepsi ini juga bekerja seperti halnya pil KB dan KB implan.
Melansir dari laman Health Direct, alat kontrasepsi ini biasanya diberikan pada lima hari pertama siklus menstruasi.
5. Spermisida
Spermisida merupakan satu-satunya alat kontrasepsi pencegahan kehamilan yang diaplikasikan secara topikal.
Kontrasepsi wanita ini tersedia dalam berbagai tekstur, ada tekstur gel, busa, dan krim.
Agar lebih efektif, aplikasikan spermisida di area dalam vagina, tepatnya bagian leher rahim.
Ini bekerja dengan membunuh sperma yang masuk ke vagina, sehingga pergerakannya terhenti saat ingin mencapai ke dalam rahim.
Penggunaan obat topikal ini tidak memerlukan resep dari dokter, dan bisa dibeli dengan bebas di toko-toko obat.
Dibandingkan dengan beberapa alat kontrasepsi lainnya, spermisida merupakan metode pencegahan kehamilan yang terbilang simpel dan mudah.
Namun, meskipun mudah dan praktis digunakan, alat kontrasepsi ini memiliki tingkat keefektifan yang cukup rendah dibandingkan dengan kontrasepsi lain.
Melansir dari Cleveland Clinic, tingkat keberhasilan spermisida hanya sekitar 70% saja.
Untuk meningkatkan keefektifannya, Moms bisa menggunakannya bersamaan dengan kondom, diafragma, atau alat kontrasepsi lainnya.
6. Tubektomi
Berbeda dengan alat kontrasepsi wanita lainnya yang hanya bersifat sementara, tubektomi merupakan tindakan pencegahan kehamilan yang bersifat permanen.
Metode pencegahan kehamilan ini dapat dikatakan sebagai metode yang paling efektif.
Tindakan tubektomi dilakukan dengan pemotongan, pengikatan, dan penutupan tuba falopi (saluran yang menghubungkan ovarium dan rahim yang membawa sel telur).
Sehingga, sel telur tidak dapat menuju ke rahim, tempat terjadinya pembuahan antara sperma dan sel telur.
7. Patch
Patch dapat menjadi pilihan pencegah kehamilan yang praktis dan sangat efektif.
Seperti kebanyakan alat kontrasepsi wanita, patch mengandung hormon estrogen dan progestin.yang dapat menegah terjadinya ovulasi.
Untuk penggunaanya cukup mudah, hanya ditempelkan di bagian tubuh, seperti lengang, punggung, atau bagian tubuh lainnya.
Ini dapat digunakan satu minggu sekali sejak hari pertama dalam siklus menstruasi, dan dapat digunakan selama tiga minggu berturut-turut.
Pastikan ketika menempelkannya tidak di kulit yang sedang iritasi, serta pastikan juga bersih dan kering. Efek sampingnya pun juga termasuk pada tingkat yang ringan.
“Karena patch melepaskan hormon terus menerus sepanjang hari ke dalam tubuh, hal tersebut membuat bercak pendarahan dari vagina terjadi lebih sedikit daripada saat mengonsumsi pil,” ungkap Betsy Patterson, MD, Ob/Gyn, Amerika Serikat, dilansir dari Cleveland Clinic.