Dalam bahasa medis, penis yang ereksi di pagi hari disebut dengan nocturnal penile tumescence (NPT). Hal ini menandakan bahwa aliran pembuluh darah serta saraf di dalam dan sekitar penis berjalan baik.
Kondisi NPT juga mencerminkan fungsi seksual yang normal. Artinya, secara fisik kamu mampu mengalami dan mempertahankan ereksi saat tubuh terjaga.
Ereksi di pagi hari adalah bagian normal dari kehidupan pria dan dapat terjadi sepanjang usia, bahkan sudah dimulai sejak bayi.
Pria umumnya sudah sadar mengalami NPT, terutama ketika usianya menginjak 6-8 tahun.
Lalu, bagaimana jika penis tidak ereksi di pagi hari? Apakah ada yang salah dengan kondisi tersebut?
Penyebab Penis Tidak Ereksi di Pagi Hari
Ereksi biasanya terjadi selama tahap tidur rapid eye movement (REM). Tidur sering kali menjadi momen keseimbangan di antara dua sistem saraf otonom, yaitu saraf simpatis dan parasimpatis.
Selama fase tidur REM, fungsi jaringan ereksi di dalam penis akan diuji. Saraf parasimpatis memicu jaringan tubuh untuk mengalirkan darah ke pembuluh darah penis.
Pada akhirnya, penis bisa ereksi dan mengeras saat pria tertidur.
Karena periode REM terakhir sering terjadi tepat setelah bangun, maka pria akan sering terbangun dalam keadaan ereksi.
Jika suatu pagi kamu bangun tidur dan tidak ereksi, mungkin kamu menjadi khawatir dan menduga dirimu mengidap impotensi atau disfungsi ereksi.
Kekhawatiran ini tidak selalu benar, sebab ada beberapa hal yang mengakibatkan pria tidak mengalami NPT. Berikut adalah beberapa penyebab kamu tidak mengalami ereksi di pagi hari.
1. Terbangun pada Fase Tidur Light Sleep
Jika Mr P tidak ereksi saat bangun di pagi hari, mungkin karena kamu tidak terbangun dalam fase tidur REM.
Terbangun pada fase light sleep dapat membuat ereksi penis tidak terjadi. Karena itu, penyebab yang satu ini tidak perlu kamu khawatirkan.
2. Gangguan Tidur
Penelitian pada 61 pria dengan gangguan tidur berupa obstructive sleep apnea (OSA) menemukan bahwa kualitas tidur yang lebih baik akan menghasilkan peningkatan frekuensi ereksi.
Hal ini terbukti, bahwa para peserta dengan OSA yang menggunakan perangkat continuous positive airway pressure (CPAP) terus-menerus mengalami lebih banyak ereksi daripada mereka yang tidak.
3. Gangguan Psikologis
Adanya masalah psikologis seperti gangguan cemas dan depresi juga dapat membuat sebagian pria tidak mampu mengalami ereksi.
Meski demikian, ereksi di pagi hari bisa muncul karena fisik masih mampu untuk mempertahankan kondisi tersebut.
4. Disfungsi Ereksi
Disfungsi ereksi terjadi ketika pria tidak mampu atau tidak bisa mempertahankan ereksi hingga mencapai penetrasi. Disfungsi ereksi bisa disebabkan oleh faktor fisiologis (fisik) atau psikologis.
Kondisi fisik yang memicu impotensi berhubungan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengisi penis dengan darah. Hal ini sering disebabkan oleh gangguan di pembuluh darah.
Tak hanya itu, impotensi bisa terjadi akibat efek samping dari obat-obatan. Obat yang paling umum mencetuskan disfungsi ereksi adalah antidepresan. Kemudian, dapat juga dipicu oleh gangguan aliran darah atau saraf.
5. Gangguan Hormonal
Faktor hormonal, seperti kadar testosteron yang rendah, dapat menyebabkan tidak adanya ereksi di pagi hari.
Sebuah studi menunjukkan bahwa pria dengan hipogonadisme mengalami peningkatan frekuensi ereksi pagi hari setelah menjalani terapi testosteron.
Risiko impotensi ini dapat meningkat apabila pria memiliki berat badan berlebih, kolesterol, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
6. Usia dan Konsumsi Obat Tertentu
Faktor lain yang juga menentukan frekuensi ereksi pada pagi hari adalah usia. Misalnya, pria berusia 60 tahun ke atas cenderung mengalami penurunan ereksi pagi dibandingkan pria yang lebih muda.
Hal ini diduga akibat kestabilan hormonal yang mulai menurun dan konsumsi obat-obatan penyakit kronis yang lebih sering dialami oleh lansia.
Beberapa obat yang diduga menjadi faktor menurunnya frekuensi ereksi pagi hari, seperti obat penghilang rasa sakit dan antidepresan.